Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Terus Melonjak, Fraksi PSI: Kami Pesimistis Pak Gubernur Bisa Tegas Awasi Warga

Kompas.com - 06/08/2020, 15:15 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta Justin Adrian mengatakan melonjaknya jumlah pasien positif Covid-19 setiap harinya di Jakarta karena tak adanya pengetatan aturan.

Menurut dia, Pemprov DKI selama ini hanya menyebutkan penyebab naiknya jumlah kasus Covid-19 karena peningkatan tes swab massal dan tracing.

"Pengetesan massal dan tracing saya kira memang matematis, dan memang menjadi kewajiban Pemprov untuk melakukan tes demi pemetaan penyebaran pandemi secara akurat. Akan tetapi tanpa diimbangi implementasi yang responsif, seperti pengetatan aturan," kata Justin saat dihubungi Kompas.com, Kamis (6/8/2020).

Baca juga: Kadinkes DKI: Positivity Rate Covid-19 Jakarta Jauh Lebih Rendah Dibanding Nasional

Penambahan kasus positif, kata dia, semestinya bisa ditekan dengan adanya pengawasan dan pencegahan.

Namun Fraksi PSI ragu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bisa tegas mengawasi aktivitas warga di lapangan.

"Tapi pada akhirnya, kami Fraksi PSI agak pesimistis kalau Pak Gubernur bisa tegas, karena kita tidak melihat ketegasan sebagai watak Pak Gubernur," kata dia.

Selain itu, penelusuran kasus atau active case finding yang dilakukan harus diperluas, tidak cukup hanya kepada satuan individu atau keluarga pasien Covid-19.

"Tapi juga ke lingkungan komunitas dan kantor suspect kasus positif," tuturnya.

Diketahui, dalam dua pekan terakhir, penambahan kasus positif Covid-19 masih fluktuatif, setidaknya tercatat empat kali lonjakan kasus di Jakarta.

Baca juga: Positivity Rate Jakarta 7,4 Persen, DKI Butuh Dukungan Wilayah Penyangga

Lonjakan pertama pada 27 Juli 2020, tercatat 473 tambahan kasus baru Covid-19 di Jakarta.

Kala itu, Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati menjelaskan, lonjakan penambahan kasus baru itu merupakan akumulasi pada 25 Juli dan 26 Juli 2020.

Artinya, 233 kasus dari tanggal 25 Juli dan 240 kasus dari tanggal 26 Juli.

Selang dua hari, yakni 29 Juli, DKI kembali mencatat angka tertinggi kasus baru Covid-19 dengan jumlah 584 kasus.

Angka tersebut merupakan penambahan tertinggi kasus Covid-19 di Jakarta sejak awal Covid-19 terjadi di Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, penambahan tertinggi kasus positif Covid-19 di Jakarta karena semakin masifnya pemeriksaan Covid-19 yang dilakukan Pemprov DKI.

Baca juga: 63,4 Persen Pasien Covid-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com