Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Warga Bekasi Protes Jenazah Probable Covid-19 Dimakamkan dengan Prototokol Covid-19 Berujung Damai

Kompas.com - 10/08/2020, 17:19 WIB
Cynthia Lova,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Direktur Utama RSUD Kabupaten Bekasi Sumarti menjelaskan, kasus sejumlah warga memprotes jenazah A dimakamkan dengan protokol Covid-19 di TPU Kaliulu Desa Tanjungsari Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, telah berujung damai.

A meninggal dunia dengan status probable Covid-19. Pasien meninggal berstatus probable Covid-19 adalah mereka yang meninggal karena ISPA berat atau Acute Respiratory Disease System (ARDS) atau meninggal dengan diagnosis yang diyakini sebagai Covid-19.

Sumarti mengatakan, warga protes karena hasil swab test pertama A negatif. Warga lalu berkesimpulan, jika hasil tes swab pertama A negatif, harusnya dia tak dimakamkan dengan pemularasan Covid-19.

Baca juga: Kronologi Petugas Diusir dan Dipaksa Lepas APD Saat Makamkan Pasien Probable Covid-19 di Bekasi

“Jadi awalnya memang negatif hasilnya. Nah, warga pikir kalau hasilnya negatif tak perlu lagi dimakamkan dengan protokol Covid,” kata Sumarti, Senin (10/8/2020).

Menurut Sumarti, meski jenazah A dinyatakan negatif pada swab pertama, pihaknya tetap harus menunggu hasil swab kedua untuk menyatakan A bebas Covid-19.

Karena hasilnya hingga kini belum keluar, pihak rumah sakit tetap memutuskan A harus dimakamkan dengan pemularasan Covid-19. Hal tersebut sesuai dengan standar operasional yang ada.

“Kalau baru sekali pedomannya tetap diberlakukan seperti Covid-19, itulah perbedaan persepsi masyarakat dengan klinis. Karena swab pertama hasil negatif tidak berarti di swab kedua dia negatif juga hasilnya,” kata dia.

Ia memastikan, kasus itu sudah berujung damai. Sumarti mengatakan, warga sudah diberi pemahaman tentang pemakaman pemularasan Covid-19 terhadap pasien probable.

Jenazah A pun sudah dimakamkan di TPU Kaliulu dengan proses pemularasan Covid-19.

“Sudah selesai kasusnya, sudah damai juga,” kata dia.

Ia mengatakan, kasus protes jenazah probable dimakamkan dengan protokol Covid itu harus dievaluasi Pemkab Bekasi.

Sumarti meminta Pemkab edukasi masyarakat tentang standar operasional pasien suspect, probable, dan konfirmasi positif Covid-19.

“Kemudian RSUD juga minta SOP-nya kalau review-nya harus ada pengawalan. Sebenarnya SOP-nya harus ada pengawalann polres, kemudian harus ada koordinasi dengan semua pihak,” ujar dia.

Proses pemakaman jenazah A mendapat protes massa di TPU Kaliulu Desa Tanjungsari Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Sabtu lalu. Massa menolak jenazah A dimakamkan dengan protokol penanganan Covid-19.

Pasien yang meninggal itu warga Desa Tanjung Sari, seorang dewan kemakmuran masjid (DKM).

Sumarti mengatakan, keributan terjadi ketika jenazah A memasuki lingkungan TPU.Beberapa orang dekat A melihat petugas yang turun dari mobil jenazah memakai pakaian alat pelindung diri (APD).

Melihat itu, mereka keberatan serta berusaha memprovokasi warga sekitar. Akhirnya massa semakin ramai. Mereka bersama-sama menolak pemakanan dengan prosedur Covid-19.

Bahkan petugas RSUD yang mengantarkan jenazah A diusir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com