DEPOK, KOMPAS.com - Jumlah kasus aktif Covid-19 di Depok telah melampaui ketersediaan tempat tidur untuk pasien positif di rumah sakit selama 10 hari terakhir.
Fenomena ini terjadi sejak 3 Agustus 2020, berawal dari permulaan timbulnya gelombang kedua kasus Covid-19 pada 31 Juli 2020 sampai sekarang.
Sebagai informasi, data terbaru per kemarin, jumlah kasus aktif Covid-19 di Depok mencapai 348 pasien.
Sementara itu, berdasarkan data Pusat Informasi Covid-19 Kota Depok (Picodep), ketersediaan tempat tidur untuk pasien positif Covid-19 sebanyak 244 ranjang di 24 rumah sakit yang ada.
Baca juga: Orang-orang Memang Pakai Masker, tapi Mengapa saat Ngobrol Malah Dilepas?
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita menyebutkan, jumlah pasien Covid-19 yang melebihi ketersediaan tempat tidur di Depok masih belum begitu membahayakan.
“Yang tak bergejala isolasi di rumah, yang bergejala ringan cukup dipantau, bergejala ‘sedang’ dirujuk ke rumah sakit isolasi, yang bergejala berat ke rumah sakit rujukan,” kata dia saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/8/2020) malam.
Fenomena lebih tingginya kasus aktif dibandingkan kapasitas rumah sakit sebetulnya juga terjadi di DKI Jakarta.
Dari 9.044 pasien yang saat ini sedang terinfeksi virus corona, hanya 2.714 pasien yang dirawat di rumah sakit, sisanya karantina mandiri di kediaman masing-masing.
Jumlah itu setara sekitar 60 persen ketersediaan 4.456 ranjang untuk pasien Covid-19 di Ibu Kota.
Di Depok, seberapa besar keterisian rumah sakit oleh pasien Covid-19 belum diketahui.
Novarita mengaku harus memeriksa data untuk mengetahui berapa jumlah pasien Covid-19 saat ini yang menghuni rumah sakit.
Baca juga: Warga Abai, Pemkot Setengah Hati, Pandemi Covid-19 di Depok bagai Bom Waktu?
Namun, kata dia, rumah sakit yang ada masih bisa menampung pasien Covid-19 jika ada pertambahan beberapa hari ke depan.
"Kalau sekarang, yang tidak bergejala itu isolasi di rumah. Tapi kalau rumahnya tidak memungkinkan karena misalnya rumahnya tidak layak untuk isolasi, bisa dirujuk ke RS khusus isolasi," ungkap Novarita.
Akan tetapi, ia tak menampik bila suatu hari rumah sakit bisa kedodoran karena melonjaknya jumlah pasien Covid-19 yang mesti dirawat.
“Memang, memang (seperti bom waktu). Itu yang kadang sedih juga. Apalagi upaya yang harus dikerjakan? Menyiapkan tempat tidur di rumah sakit, sudah maksimal menurut saya. Tenaga kesehatannya juga sudah kerja maksimal banget, tapi warganya enggak (peduli),” ungkapnya.