Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berisiko Tinggi tapi Dampak Ekonomi Kecil, DPRD Minta Pemkot Bekasi Tutup Tempat Hiburan

Kompas.com - 21/08/2020, 08:11 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com- Pemerintah Kota Bekasi akan mempertimbangkan untuk menutup tempat hiburan di wilayah yang masuk dalam zona merah untuk menekan angka penyebaran Covid-19 di wilayah tersebut.

Adapun sejak PSBB dilonggarkan, tempat hiburan di Kota Bekasi sudah mulai beroperasi. Mulai dari spa, karaoke, reflexi, dan tempat hiburan malam.

Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Kota Bekasi Chairoman Juwono Putro meminta Pemerintah segera menutup tempat hiburan di wilayahnya.

“Pemkot perlu melakukan review dan evaluasi terhadap kegiatan bisnis yang memiliki low economical impact, sementara mengandung high health impact dengan menghentikan sementara hingga waktu yang tepat,” ujar Chairoman saat dihubungi, Kamis (21/8/2020).

Baca juga: Tak Setuju Warga Didenda, Walkot Bekasi: Cari Rp 150.000 Sekarang Susah Bukan Main

Menurut dia, sejak tempat hiburan beroperasi di Kota Bekasi banyak kegelisahan dari masyarakat akan penyebaran Covid-19.

Sebab di tempat hiburan tersebut, sebagian masyarakat tak mematuhi protokol kesehatan.

Apalagi jumlah kasus Covid-19 sudah melonjak tinggi. Terakhir Covid-19 di Kota Bekasi tercatat ada 1.324 kasus.

“Pada rapat paripurna kemarin juga sudah disampaikan hal yang sama oleh salah satu anggota DPRD, yaitu kegelisahan akibat kegiatan THM (tempat hiburan malam) Holywing yang meresahkan masyarakat di tengah Pandemi Covid 19 ini,” kata dia.

“Saya yakin halnya sama juga dialami oleh beberapa titik lokasi THM di Kota Bekasi,” tambah Chairoman.

Sementara, salah satu Anggota DPRD, Nicodemus Godjang menyampaikan pengawasan di tempat hiburan sangatlah sulit.

Baca juga: Wali Kota Bekasi Pertimbangkan Tutup Tempat Hiburan di Zona Merah Covid-19

Apalagi dengan personel yang sedikit, menurut Nico, Pemkot tidak bisa memastikan bahwa seluruh tempat hiburan mentaati protokol kesehatan.

“Tidak bisa diawasi memang (tempat hiburan), sejak awal memang saya tidak setuju kalau tempat hiburan dibuka kan,” ucap Nidco.

Dia mengatakan, sebenarnya untuk perputaran perekonomian, tempat hiburan tak memberi pemasukan yang besar bagi Kota Bekasi.

Menurut dia, lebih baik mal, tempat makan atau restoran, dan pasar yang tetap beroperasi dengan pengawasan protokol kesehatan lebih ketat.

“Ya yang punya potensi perputaran ekonomi seperti pasar, restoran, mal. Nah itu bisa dijaga lebih ketat lagi lah protokol kesehatannya. Jadi jangan semua dibuka (tempat hiburan) seolah-olah sudah bebas Covid-19,” ucap dia.

Ia berharap Pemerintah mengevaluasi penutupan tempat hiburan mengingat jumlah kasus Covid-19 yang terus melonjak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com