Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penyintas Covid-19: Dirawat 3 Hari di Kursi IGD karena Kamar Penuh

Kompas.com - 07/10/2020, 09:40 WIB
Sonya Teresa Debora,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

“Sekarang aku udah pulang. Liat foto temen-temen status di WA, nggak pakai masker, berkerumun. Aku sampai nangis loh. Kok kayaknya ngeremehin banget. Tau nggak sih ini paramedis lagi pada kurang tenaga?”

Demikian ujar Tutut Indriani Agustin (44), seorang wirausaha yang berhasil sembuh melawan Covid-19 sekitar sebulan lamanya.

Selama pandemi Covid-19, Tutut mengaku tidak sering berpergian keluar rumah. Sehari-harinya, ia menjaga warung kelontong yang ia buka di rumahnya, sehingga tidak perlu berpergian.

Tutut diduga terpapar Covid-19 ketika dirawat di salah satu rumah sakit ketika penyakit darah tingginya kambuh.

Belakangan muncul gejala Covid-19. Hasil swab kemudian menunjukkan positif Corona.

Selama dirawat, Tutut melihat secara langsung perjuangan para tenaga kesehatan merawat pasien Covid-19 bergejala.

“Paramedis itu aku angkat jempol banget deh. Aku ngelihat sendiri,” ucap Tutut.

Pasien berdatangan, tenaga medis terbatas

Tiga hari lamanya, Tutut harus menunggu untuk dapat dirawat di kamar perawatan khusus isolasi Covid-19.

Baca juga: Cerita Istri Sebulan Merawat Suami yang Positif Covid-19 Tanpa Ikut Tertular...

Ia terpaksa bermalam di Instalasi Gawat Darurat rumah sakit selama 3 hari 2 malam, dengan kondisi menggunakan infus dan selang oksigen.

Saat itu, kapasitas rumah sakit terbatas, sementara pasien terus bertambah.

“Gak disuruh pulang. Pihak rumah sakit bilang ‘Kalau mau nunggu ya duduk di kursi, kalau engga mau ya di rumah sakit lain’. Akhirnya, duduk di kursi itu aku 3 hari 2 malem, Cuma buat dapet bed doang. Kita nggak bisa naik langsung ke lantai isolasi karena penuh,” cerita Tutut.

Tutut bahkan menyaksikan seorang staf rumah sakit yang terpapar Covid-19 harus dirawat di sofabed karena tidak ada lagi tempat tidur.

“Pasien tuh nambah terus. Kita keluar (sembuh) satu (orang), yang masuk (dirawat) itu lima, jadi dijejelin,” ujarnya prihatin.

“Aku ngeliat sendiri suster di situ kurang personel. Waktu akhirnya dapat ruangan, kita (pasien Covid-19) itu 38 orang, yang nanganin cuma dua suster," jelas Tutut.

Baca juga: Cerita Penyintas Covid-19, Terpapar karena Menyepelekan...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com