Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Banjir di Cikoding, Pemkot Jakarta Utara Kelola Debit Air Kali Cakung Lama

Kompas.com - 11/10/2020, 15:13 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Jakarta Utara terus berupaya melakukan pencegahan banjir musim penghujan di kawasan Cilincing, Koja, dan Kelapa Gading (Cikoding).

Selain fokus pada pembangunan Kali Bukit Gading Raya (BGR), pengelolaan debit air Kali Cakung Lama menjadi solusi agar pemukiman penduduk tak terlimpas volume air.

Wali Kota Administrasi Jakarta Utara Sigit Wijatmoko mengatakan, pengelolaan debit air di Kali Cakung lama menjadi salah satu solusi dalam pencegahan banjir di musim penghujan bagi kawasan Cikoding.

Baca juga: Minggu Siang, 42 RT di DKI Masih Terendam Banjir, 279 Jiwa Mengungsi

“Fungsi Kali Cakung Lama ini merupakan saluran pembuangan pemukiman warga. Kali mengalir di tiga kecamatan, yaitu Cilincing, Koja, dan Kelapa Gading. Solusinya kita ingin mengelola debit airnya. Jadi harus ada manajemen debit air, mengurangi volume air yang melimpah dari Kali Cakung Lama,” kata Sigit dalam keterangan tertulis, Minggu (11/10/2020).

Pengelolaan debit air Kali Cakung Lama dinilainya lebih sederhana dibandingkan membangun trase kali ideal yang membutuhkan biaya dan kerja ekstra.

Solusi itu pun, merupakan hasil diskusi dengan para ketua Rukun Warga (RW) bersama tim teknis Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Kota Adminitrasi Jakarta Utara, serta Camat dan Lurah.

Baca juga: Demi Hindari Banjir dan Penyebaran Covid-19, Warga Bantaran Kali Rawa Rengas Diimbau Bersedia Direlokasi

“Pembangunan Kali Cakung Lama untuk bisa memenuhi trase ideal cukup memerlukan biaya maupun kerja yang sangat besar. Karenanya jauh lebih sederhana kalau kita memanajemen debit airnya. Bersama-sama dengan para ketua RW, berdasarkan pengalaman beliau dan dibantu teknis dari Sudin SDA mencoba merumuskan hal terbaik sehingga debit air di Kali Cakung Lama ini terkelola,” jelasnya.

Sigit menyebutkan, pengelolaan debit air ini pun dengan memastikan kesiapan mesin pompa dan operator.

Mesin pompa dipastikan dapat beroperasi optimal selama 24 jam. Selain itu, penambahan operator pompa juga dilakukan selama musim penghujan.

“Tadi kami juga inspeksi ke rumah pompa Kelapa Gading yang dikelola PT. Summarecon. Kami berterimakasih karena petugas maupun operator stanby (siap). Namun sesuai peningkatan intensitas curah hujan, kami juga akan melakukan penambahan jumlah personel (operator) agar bisa cepat merespon kenaikan volume air saat hujan sehingga performa mesin pompa dapat optimal selama 24 jam,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com