JAKARTA, KOMPAS.com - Asisten Ekonomi Pembangunan Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan, Mukhlisin menjelaskan, Jakarta Selatan baru memiliki sekitar 500-an sumur resapan.
Jumlah sumur resapan itu masih jauh dari target Pemerintah Kota Jakarta Selatan, yaitu ratusan ribu sumur resapan.
"Semua kecamatan melakukan mapping lokasi mana saja yang akan ditinjau dan diawasi," imbuhnya.
Semua camat diminta untuk menyiapkan data terkait wilayah yang jadi langganan banjir di Jakarta Selatan.
Baca juga: Cerita Korban Banjir di Ciganjur, Turap Longsor hingga Bah Setinggi 1,5 Meter
Pemkot Jakarta Selatan akan mengecek sumur resapan yang belum dibangun.
“Agar nanti di Januari 2021 bisa mengantisipasi datangnya tamu (banjir) tak diundang,” tambah Mukhlisin.
Sebelumnya, Pemkot Jakarta Selatan menekankan, setiap pemilik bangunan mempunyai kewajiban membuat sumur resapan.
Sumur resapan dinilai menjadi salah satu upaya penghambat aliran air agar tidak langsung ke kali atau sungai.
"Ada kewajiban pemilik bangunan membangun sumur resapan, kita harus mengingatkan akan kewajiban mereka. Jangan di-PHP, setelah izin keluar tidak memenuji kewajiban mereka," tegas Wakil Wali Kota Jakarta Selatan Isnawa Adji.
Baca juga: Wali Kota Jaktim Minta Khong Guan Tanggung Jawab atas Banjir di Ciracas
Ia menekankan, jangan sampai ketika hujan turun, bangunan yang tidak membuat sumur resapan malah merugikan RT dan RW sekitar.
"Recovery-nya sangat melelahkan. Bisa dibayangkan berapa biaya yang dibutuhkan untuk mitigasi bencana banjir. Biaya yang dikeluarkan lebih besar daripada menyuruh warga membuat sumur resapan," katanya.
Isnawa menyebutkan, Pemerintah Kota Jakarta Selatan siap menerjunkan tim untuk membantu masyarakat dan pemilik bangunan agar membuat sumur resapan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.