BEKASI, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kota Bekasi mengingatkan agar masyarakat tidak terlalu sering ikut aksi unjuk rasa di tengah pandemi Covid-19 ini.
Pasalnya, aksi unjuk rasa tak pernah lepas dari kerumunan massa yang berisiko tinggi terhadap penularan virus corona tipe-2 (SARS-CoV-2).
"Ya kalau kita berharap jangan sering-sering demonya. Bukan tidak berempati dengan situasi yang ada, tetapi kalau dilihat berkaitan dengan penanganan itu kan risikonya sangat tinggi," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Bekasi Dezi Syukrawati kepada wartawan, Jumat (16/10/2020).
Baca juga: BEM SI Demo Tolak UU Cipta Kerja Jumat Siang, Transjakarta Alihkan Sejumlah Rute
Diakuinya memang sampai saat ini belum ditemukan adanya kasus Covid-19 yang berasal dari kelompok buruh maupun pelajar hingga mahasiswa.
"Sampai saat ini belum ya karena pada saat demo kemarin kan yang unjuk rasa dari kelompok buruh atau karyawan. Artinya kita sampai saat ini belum dapat data perusahaan yang kasus konfirmasinya bertambah setelah demo omnibus law," kata Dezi.
Namun, ia khawatir jika aksi unjuk rasa dilakukan terus menerus, maka dapat terjadi klaster baru.
Dengan begitu, ia berharap aksi unjuk rasa tak dilakukan terlalu sering untuk mengurangi kasus Covid-19.
Baca juga: KPAI Sayangkan Ada Pihak yang Libatkan Anak di Unjuk Rasa Menolak RUU Cipta Kerja
"Makanya Pemkot Kota Bekasi berharap pihak-pihak terkait, terutama pengambil keputusan dapat cepat meredam situasi ini apapun keputusannya itu adalah keputusan pimpinan. Kalau dari kami penanganan berharap kondisinya tidak sering demo, sehingga dapat mengurangi angka berkerumun. Jadi risiko terhadap penyebaran virus berkurang," tutur dia.
Sebagai informasi, belakangan ini terus digelar aksi unjuk rasa tolak omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja di sejumlah titik Kota Bekasi.
Adapun hingga Rabu (14/10/2020) kemarin kasus mencapai 5.296 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.390 kasus telah sembuh.
Sementara, kasus aktif Covid-19 di Kota Bekasi kini tercatat 772 kasus. Rinciannya, 187 pasien Covid-19 yang dirawat dan 585 pasien Covid-19 isolasi mandiri. Lalu, ada 134 kasus meninggal dunia karena Covid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.