Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 di Bekasi Lampaui 7.000 Kasus, Wali Kota Bekasi: Lihat Dulu Jumlah Penduduknya

Kompas.com - 09/11/2020, 17:14 WIB
Walda Marison,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebelumnya sempat menyematkan label zona merah kepada Kota Bekasi pada Senin (2/11/2020) lalu.

Predikat itulah yang membuat Kota Bekasi sempat jadi satu-satunya zona merah di Jawa Barat. Setelah satu minggu menyandang status itu, Pemkot Kota Bekasi kini mengklaim kondisi malah semakin membaik.

Hal itu dikatakan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi ketika dikonfirmasi Senin (9/11/2020).

Menurut pria yang akrab disapa Pepen ini, membaiknya kondisi Bekasi terlihat dari angka kematian karena Covid-19 yang mencapai 2 persen dari total kasus kumulatif sebanyak 7.325 orang.

Baca juga: Tingkat Pengangguran di Kota Bekasi Naik 2,8 Persen

"Ini sebuah perkembangan ya. Angka kesembuhannya 93 persen, angka kematiannya 2 persen, pasien aktif 5,2 persen," kata Pepen.

Menurut dia, pasien yang sembuh selalu bertambah dari hari ke hari. Namun demikian, dia tak menampik kalau jumlah yang positif juga kerap bertambah. Tetapi, angka kematian dinilai stabil sejak kemarin yakni berjumlah 143 orang.

Selain itu, total 7.325 warga yang pernah dinyatakan positif Covid-19 merupakan 0.03 persen dari jumlah penduduk Bekasi yang mencapai 2,4 juta jiwa.

Karenanya, Pepen meminta warga tak perlu khawatir dengan jumlah kasus positif yang sudah tembus angka 7.000 itu.

Baca juga: Tingkat Pengangguran di Kota Bekasi Naik 2,8 Persen

"Lihatlah jumlah penduduknya, angka itu besar kalau jumlah penduduk di Kabupaten atau kota sebanyak 100 atau 200.000. Ini ada 2,4 juta penduduk, dan angka 7000 juga didapat dari tracking," ucap Pepen.

Dia yakin dengan program swab dan rapid test yang masif pemerintah dapat dengan mudah mengontrol penyebaran Covid-19. Dengan demikian, dia yakin mata rantai penyebaran Covid-19 akan terputus.

Berdasarkan data https://corona.bekasikota.go.id/ yang dirilis Senin, (9/11/2020), total kasus kumulatif sebanyak 7.325 orang. Angka ini naik 67 kasus dibandingkan dengan Minggu (8/11/2020).

Sebanyak 7.325 kasus itu terdiri dari 443 yang masih dalam perawatan, 6.739 yang dinyatakan sembuh dan 143 orang yang meninggal. Jumlah pasien yang meninggal belum bertambah sejak kemarin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com