JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah sepekan dunia penerbangan Indonesia diselimuti duka atas jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Pesawat dengan rute penerbangan Jakarta-Pontianak itu jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu pekan lalu, yakni 9 Januari 2021.
Selama satu pekan ini, tim SAR gabungan terus berupaya mencari dan mengevakuasi korban serta serpihan pesawat di bawah laut.
Kompas.com fakta-fakta yang terjadi selama sepekan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sebagai berikut.
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 seharusnya berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada pukul 14.30 WIB.
Namun, cuaca buruk tak memungkinkan pesawat tersebut lepas landas, hingga penerbangan tertunda.
"Jadi tadi delay akibat hujan deras, makanya ada delay 30 menit saat boarding," kata Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena dalam konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, pekan lalu.
Pesawat lepas landas pada pukul 14.36 WIB.
Baca juga: Kronologi Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182, Sempat Delay Hingga Hilang Kontak
Berdasarkan data Flightradar24, pesawat Boeing B737-500 itu berhenti di sekitar 11 mil laut dari Bandara Soekarno-Hatta atau tepatnya di atas Kepulauan Seribu.
Pesawat sempat melewati ketinggian 11.000 kaki, tetapi tiba-tiba kehilangan ketinggian.
Kecepatan pesawat juga turun drastis. Posisi terakhir menunjukkan ketinggian 250 kaki di atas permukaan laut dengan kecepatan 358 knots.
Saat itu, di dalam pesawat terdapat 62 orang yang terdiri dari enam kru, 46 penumpang dewasa, tujuh penumpang anak-anak, dan tiga bayi.
Informasi jatuhnya pesawat salah satunya diketahui dari kesaksian nelayan Pulau Lancang yang mendengar ledakan seperti suara petir.
Bahkan, ada nelayan yang melihat pesawat jatuh ketika hujan deras mengguyur lokasi kejadian.
"(Nelayan) sempat mendengar ledakan dua kali di bawah laut dan dia melihat pesawat jatuh, lagi hujan lebat. Menurut mereka, sekitar pukul 14.00 siang (pesawat jatuh)," ujar Kepala Seksi Pemerintahan dan Transit Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Surachman.
Selain itu, Surachman menyebutkan, sejumlah nelayan juga menemukan potongan pakaian dan beberapa kabel di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.
Baca juga: Tim SAR Masih Cari Memori CVR Sriwijaya Air SJ 182
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, pukul 14.40 WIB atau empat menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.
"Bahwa telah terjadi lost contact pesawat udara Sriwijaya rute Jakarta-Pontianak dengan call sign SJ 182. Terakhir terjadi kontak pada pukul 14.40 WIB," kata Budi dalam konferensi pers, pekan lalu.
Menurut catatan, pesawat terbang di ketinggian 1.700 kaki pada pukul 14.37 WIB dan melakukan kontak dengan Jakarta Approach Terminal Control Area.
Pesawat sempat diizinkan naik ke ketinggian 29.000 kaki pada pukul 14.37 WIB.
Namun, pesawat tidak mengarah ke tujuan seharusnya dan keluar jalur menuju arah barat laut pada pukul 14.40 WIB.
Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat.