Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nuansa Merah yang Lekat dengan Imlek, Simbol Pengharapan Kebahagiaan

Kompas.com - 09/02/2021, 16:32 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun Baru Imlek lekat dengan warna merah. Sudut-sudut bangunan kelenteng, amplop, hingga barongsai pun mayoritas berwarna merah.

Dari catatan Kompas.com, warna merah dalam budaya China ternyata sudah tercatat dalam sejarah.

Cerita soal Nian mengawali kelekatan warna merah.

Nian dikenal sebagai banteng dengan kepala singa yang meneror penduduk desa saat tahun baru, memakan tanaman, ternak, bahkan anak kecil.

Penduduk desa tahu bahwa Nian takut dengan tiga hal, yaitu api, suara bising, dan warna merah.

Suatu saat, Nian dikalahkan dan sejak itu warna merah dianggap memberikan keberuntungan bagi diri sendiri dan semua orang.

Baca juga: Asimilasi Budaya dan Filosofi Imlek dalam Manisnya Kue Keranjang

Kini, masyarakat yang merayakan Imlek tak perlu mengalahkan Nian. Warna merah cukup digunakan dalam perayaan Imlek.

“Biasanya lentera merah digantung di depan pintu pada hari raya Imlek untuk menangkal nasib buruk,” ujar Karen Katz, penulis buku bergambar My First Chinese New Year yang terbit pada 2012.

Warna merah lain juga muncul di pernak-pernik hiasan Imlek.

Usaha tersebut tak lepas untuk mengusir Nian, monster masa kini yang melambangkan nasib buruk.

Rohaniawan Tionghoa asal Surakarta, Ws Adjie Chandra, dalam suatu kesempatan menjelaskan bahwa warna merah berarti lambang kebahagiaan.

Adjie mengungkapkan bahwa warna merah biasanya digunakan saat ada suatu keluarga yang memiliki hajat mantu.

Baca juga: 5 Sajian Utama Saat Imlek, dari Samseng hingga Pisang Raja

Adjie juga mengatakan, tradisi memakai pakaian warna merah saat ada hajatan masih berlangsung hingga saat ini.

"Saat suatu keluarga punya hajat mantu, masih banyak yang memasang kain/selendang merah di atas pintu rumahnya," ujar pria yang juga sebagai Pembina Komunitas Liong Barongsai Tripusaka Solo.

Seseorang yang mempraktikkan feng shui tradisional, Suhana Lim, dalam arsip Harian Kompas (30/1/2018) menjelaskan bahwa warna merah juga menjadi simbol dari kebaikan hati, kebenaran, dan ketulusan hati.

Menurut dia, bunyi karakter "merah" atau "hung" identik dengan karakter "makmur".

Baca juga: Ini Aturan Wajib Pemeriksaan Covid-19 jika Ingin Bepergian Saat Liburan Imlek

Di sisi lain, seorang peneliti dan budayawan Tionghoa, David Kwa, pernah menjelaskan, warna merah sendiri memiliki makna kebahagiaan.

Menurut David, warna merah merupakan unsur dari “yang”. Warna merah yang juga warna panas, warna matahari, api, diharapkan dapat memberikan suasana kebahagiaan.

Serba-serbi warna merah ini menggambarkan pengharapan bahwa segala kesedihan dan kegelapan akan sirna digantikan dengan kebahagiaan di tahun baru tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com