JAKARTA, KOMPAS.com – Seperti halnya banyak budaya di berbagai belahan dunia, perayaan Imlek juga mengandung harapan mengenai Tahun Baru yang lebih cemerlang.
Harapan-harapan ini, dalam tradisi Imlek, disimbolkan melalui berbagai macam hal, termasuk makanan.
Itu sebabnya, ada sejumlah sajian khas Imlek yang hampir selalu ada di atas meja.
Sejumlah kalangan Tionghoa mungkin telah memalingkan mata dari beberapa hidangan ini seiring dengan berkembangnya zaman.
Namun, secara tradisional, sajian yang senantiasa menyertai perayaan Imlek dapat dikelompokkan menjadi empat jenis menu, yakni hidangan utama, kue-kue wajib, manisan wajib, serta buah-buahan wajib.
Baca juga: Anies Imbau Warga Berada di Rumah Saat Libur Panjang Imlek
Apa saja sajian-sajian utama dalam perayaan Imlek tradisional? Berikut Kompas.com merangkumnya:
Rebung merupakan simbol harapan baru, sebab rebung merupakan tunas bambu muda yang tumbuh di musim semi.
Dikutip dari buku Peranakan Tionghoa dalam Kuliner Nusantara (2013) karangan pemerhati budaya dan kuliner Tionghoa, Aji Bromokusumo, filosofi tadi sesuai dengan bentuk rebung yang berlapis dan bambu yang berbuku-buku, sehingga cocok untuk melambangkan asa terhadap kehidupan yang secara bertahap makin meninggi.
Mi yang bentuknya panjang melambangkan harapan akan umur yang panjang. Maka, mi juga hampir selalu ada pada setiap perayaan ulang tahun orang Cina.
Baca juga: Asimilasi Budaya dan Filosofi Imlek dalam Manisnya Kue Keranjang
Selain itu, pada kalangan Tionghoa yang masih rada totok, bahkan tak jarang dijumpai ujaran-ujaran supaya mi yang disantap jangan sampai terputus, sebagai simbolisme atas harapan umur dan rezeki yang juga tak terputus.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.