Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korupsi Dirut Sarana Jaya ke KPK Dilaporkan Anak Buahnya Sendiri

Kompas.com - 16/03/2021, 05:43 WIB
Singgih Wiryono,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dugaan kasus korupsi Direktur Utama Perumda Pembangunan Sarana Jaya Yoory C Pinontoang ke KPK merupakan hasil laporan dari bawahan Yoory sendiri.

Direktur Eksekutif Lokataru Haris Azhar mengatakan, lima orang bawahan Yoory berani melaporkan atasannya atas dugaan korupsi mark up harga pengadaan lahan di Munjul, Pondok Ranggon, Jakarta Timur.

"Dan (mark up) itu diketahui oleh tim (para pelapor) di Sarana Jaya dan itu kemudian dilaporkan mereka ke KPK," kata Haris dalam acara Aiman di Kompas TV, Senin (15/3/2021).

Haris mengatakan, dari lima pelapor yang melaporkan Dirut Pembangunan Sarana Jaya, tidak ada motif dendam pribadi melainkan laporan yang datang dari hati nurani.

Baca juga: Di Tengah Kasus Dugaan Korupsi, Sarana Jaya Akui Banyak Pengadaan Lahan yang Bermasalah

"Bukan (dendam pribadi), karena begini, hari-hari begini kan jarang ada keberanian berbasis nurani yang melihat fakta atau dipaksa terlibat dalam satu praktek yang diduga koruptif, orang-orang ini berani melaporkan," kata Haris.

Haris mengatakan, setelah melaporkan Yoory ke KPK, lima orang pelapor langsung diperkarakan ke Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta oleh pimpinan Pembangunan Sarana Jaya yang tidak disebut namanya.

Sehingga, Lokataru saat ini melakukan pendampingan dan perlindungan hukum untuk lima orang pelapor tersebut.

Haris mengatakan, para pelapor juga sempat mengalami penggeledahan dan pemeriksaan oleh Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.

Baca juga: Berkarier dari 0 di PD Sarana Jaya, Berikut Rekam Jejak Yoory Pinontoan yang Tersandung Korupsi

"Dan ketika mereka (para pelapor) mengungkap ini, diketahui oleh pimpinan Sarana Jaya, mereka dicarikan 'masalah' dan dilaporkan ke Kejaksaan Tinggi DKI oleh pimpinan Sarana Jaya," ucap Haris.

Padahal, kata Haris, sengketa yang disangkutkan kepada para pelapor merupakan proyek yang justru menguntungkan untuk Pemprov DKI Jakarta karena tidak menggunakan skema APBD.

Diketahui sebelumnya, dugaan kasus korupsi mencuat ke publik setelah Direktur Utama Perumda Pembangunan Sarana Jaya Yoory C Pinontoan ditetapkan sebagai tersangka pada Jumat (5/3/2021) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dugaan kasus yang membelit Yoory yaitu pengadaan lahan yang berada di Munjul, Kelurahan Pondok Ranggon, Cipayung Jakarta Timur.

Hingga saat ini KPK masih mendalami kasus tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com