Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bom Bunuh Diri di Katedral Makassar, Uskup Agung Jakarta: Umat Tak Teraniaya

Kompas.com - 02/04/2021, 12:53 WIB
Muhammad Naufal,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo, menyebut bahwa aksi terorisme di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu (28/3/2021), bukan bentuk penganiayaan terhadap umat kristiani.

Ignatius menyampaikan hal tersebut usai Ibadah Misa Kamis Putih di Gereja Katedral, Jakarta, Kamis (1/4/2021) malam.

"Saya tegas mengatakan, kami di sini merasa tidak seperti itu. Tidak mengalami penganiayaan apa pun," ujar Ignatius dikutip dari Kompas TV, Jumat (2/4/2021).

Ignatius juga menyinggung, aksi terorisme turut terjadi di Mabes Polri, Jakarta pada Rabu (31/3/2021).

Baca juga: Viral, Pengemudi Fortuner Tabrak Motor dan Todongkan Senjata di Duren Sawit

Menurut dia, berdasarkan dua peristiwa tersebut, alasan kedua aksi terorisme itu dilakukan bukan karena dilatarbelakangi masalah agama.

Melainkan, lanjut Ignatius, dilatarbelakangi oleh hal-hal selain persoalan agama.

"Kemarin Mabes Polri juga diserang. Jadi yang diserang bukan karena hal-hal yang spesifik agama, tapi rupa-rupanya ada hal-hal yang lain," paparnya.

"Mereka itu, dengan peristiwa yang kemarin di Makassar, berpikir terlalu jauh. Bahwa ada penganiayaan terhadap umat kristiani di sini," tutur Ignatius.

Baca juga: Fakta Zakiah Aini, Pernah Kuliah di Gunadarma dan Raih IPK Bagus hingga Sering Ganti Nomor Ponsel

Ia juga mengucapkan rasa terimakasihnya kepada TNI-Polri karena sudah menjaga keberlangsungan Ibadah Misa Kamis Putih di Gereja Katedral, Jakarta, Kamis malam.

"Ketika kami merayakan Tri Hari Suci ini, paskah ini, merasa aman. Saya kira itu penting," ucap Ignatius.

"Supaya mereka (media asing), tidak membayangkan negara kita itu negara yang amburadul," sambungnya.

Baca juga: Isi Surat Wasiat Teroris Mabes Polri dan Makassar Mirip, Pengamat: Grand Design Jaringan Teror

Dia merasa pemerintah mampu hadir di tengah umat ketika mereka membutuhkan, dengan adanya petugas keamanan saat keberlangsungan ibadah kemarin malam.

"Kita sungguh-sungguh merasa pemerintah, (dan) petugas-petugas keamanan hadir ketika umat membutuhkan," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com