Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Masih Selidiki Dugaan Pengeroyokan Anggota TNI dan Polri di Kebayoran Baru

Kompas.com - 19/04/2021, 17:27 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya masih mendalami kasus dugaan pengeroyokan terhadap anggota TNI dan Polri yakni Sersan Dua DB dan Bhayangkara Satu YSB.

Adapun peritiwa itu terjadi di salah satu kafe, Jalan Falatehan, Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (19/4/2021) pagi.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus mengatakan, peristiwa keributan itu terjadi sekitar pukul 06.30 WIB. Akibat dugaan pengeroyokan itu, satu orang tewas dan lainnya luka-luka.

"Ini masih didalami, satu tewas dan satu luka sekarang masih dirawat di rumah sakit. Tim masih melakukan pendalaman tentang permasalahan ini," ujar Yusri kepada wartawan, Senin (19/4/2021).

Baca juga: Anggota TNI dan Polri Dikeroyok di Kebayoran Baru, Keterlibatan Oknum Diusut

Menurut Yusri, penyidik masih mengumpulkan barang bukti dan memeriksa beberapa saksi terkait dugaan pengeroyokan yang dialami dua anggota kesatuan TNI dan Polri itu.

"Masih didalami oleh penyidik. Saksi-saksi masih kita lakukan pemeriksaan," kata Yusri.

Sebelumnya, video pengeroyokan di kafe Jalan Falatehan viral di media sosial. Diduga, korban merupakan anggota TNI dan Polri.

Dalam pesan berantai, korban berjumlah dua orang, yakni Sersan Dua DB dan Bhayangkara Satu YSB.

Sersan Dua DB mengalami luka, sedangkan Bhayangkara Satu YSB tewas.

Peristiwa ini dibenarkan Dandim Jakarta Selatan Kolonel Inf Ucu Yustiana.

Baca juga: Fakta Sementara Pengeroyokan Anggota TNI dan Polisi di Kebayoran Baru: Satu Tewas, Pelaku Masih Buron

Ucu juga membenarkan nama-nama korban. Namun, ia belum bisa memberikan kronologi secara detail.

"Kronologinya dalam penyelidikan Polres Jakarta Selatan dan Pomdam Jaya, karena pagi tadi kami hanya menemukan korban saja," kata Ucu saat dikonfirmasi, Minggu petang.

Ucu mengatakan, kedua anggota TNI dan Polri tersebut menjadi korban. Adapun sejumlah pelaku sampai sejauh ini belum diketahui

"Pelaku sampai sekarang belum diketahui, menunggu proses penyelidikan," tambah Ucu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com