Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Kompas.com - 25/04/2024, 16:54 WIB
Nabilla Ramadhian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga bernama Ryan (25) tidak mengira petir akan menyambar dua anggota TNI yang sedang berteduh di bawah pohon area Mabes TNI Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur, sekitar pukul 15.00 WIB.

"Kondisi cuacanya hujan sedang, enggak terlalu deras tapi enggak terlalu kecil juga. Masih ada sinar matahari," ujar dia ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (25/4/2024).

Saat itu, Ryan sedang berada di kantornya yang berjarak sekitar 10 meter dari titik para prajurit tersambar petir.

Ia baru keluar setelah mendengar gemuruh petir yang menyerupai ledakan bom, serta orang-orang berteriak meminta tolong.

Baca juga: Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Ketika keluar kantor, hujan memang masih turun meski sudah tidak begitu deras.

"Cuma memang petirnya banyak. Ya enggak ngira bakal ada yang kesamber kemarin, soalnya jarang," tutur Ryan.

Meski demikian, ia bersyukur dua prajurit tersebut langsung dievakuasi.

Ryan juga berbelasungkawa atas meninggalnya salah satu korban di rumah sakit.

Baca juga: Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Sebelumnya, dua anggota TNI atas nama Prada Ardiansyah dan KLS Bek Dani Sidiq tersambar petir saat sedang berteduh di bawah pohon, Rabu sore.

Prada Ardiansyah merupakan prajurit Angkatan Darat (AD) satuan kerja Mako Akademik TNI.

Kemudian Kelasi Satu Perbekalan (KLS Bek) Dani Sidiq dari Angkatan Laut (AL) satuan kerja Dinas Administrasi Personel TNI Angkatan Laut (Disminpersal).

Kapuspen TNI Mayjen Nugraha Gumilar menjelaskan, para korban langsung dibawa ke UGD Satuan Kesehatan TNI sebelum akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Moh Ridwan Meureksa, Jakarta Timur.

Baca juga: Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

"Prada Ardiansyah mengalami pendarahan pada telinga," ungkap Gumilar saat dihubungi Kompas.com, Kamis.

Nyawa Ardiansyah tidak tertolong. Dia dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit. Sementara rekannya masih dirawat di sampai saat ini.

"KLS Bek Dani masih dalam perawatan," kata Gumilar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com