Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Larangan Ziarah Kubur Bikin Omzet Penjual Bunga Merosot padahal Sudah Terlanjur Utang

Kompas.com - 12/05/2021, 22:07 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nurhayati (66) tak kuat menahan tangis saat menceritakan omzet penjualan bunga di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta Pusat anjlok akibat adanya larangan berziarah ke makam saat Lebaran kali ini.

Air mata Nurhayati perlahan menetes. Sesekali ia membetulkan kacamatanya saat mengusap air mata.

Di masa senjanya, Nurhayati masih berjibaku mencari nafkah dengan berjualan bunga.

“Baru kali ini saya sedih bukan main, padahal sudah keluarin modal Rp 5 juta. Tapi hari ini sampai sore cuma dapat Rp 70.000,” ujar Nurhayati saat ditemui di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Rabu (12/5/2021) sore.

Baca juga: Ziarah Kubur Dilarang, TPU Karet Bivak, Menteng Pulo, dan Karet Tengsin Sepi

Nurhayati sudah berjualan bunga di TPU Karet Bivak sejak tahun 1975. Ia sudah tahu pahit manisnya mencari nafkah di TPU Karet Bivak.

“Modal itu memang buat persiapan lebaran. Pasar Rawa Belong beli bunganya,” tambah Nurhayati.

Dia datang ke TPU Karet Bivak bersama anaknya, Sri (41).

Saat tiba di TPU Karet Bivak pukul 06.00 WIB pagi tadi, pintu pemakaman telah ditutup petugas keamanan. Mereka diberi tahu secara lisan ada larangan berziarah di TPU Karet Bivak.

“Tidak ada, tidak dikasih surat. Cuma ada omongan secara lisan katanya dari tanggal 12 sampe 16 Mei TPU Karet Bivak ditutup,” ujar Nurhayati.

Ia biasanya meraih omzet sekitar Rp 700.000-Rp 800.000 di hari biasa dari penjualan bunga. Namun, jelang Lebaran biasanya omzet akan meningkat drastis.

“Ini (Lebaran tahun 2021) pastinya merugi, enggak ada modal lagi. Demi Allah saya, enggak bohong. Saya pinjam modal, mimpinya bisa balik modal dapat lebihan buat makan sebulan,” kata Nurhayati.

Berharap ada kelonggaran

Sri berharap Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, bisa memberikan kelonggaran untuk masyarakat berziarah. Izin berziarah tentunya diikuti dengan protokol kesehatan yang ketat.

“Kalau saya sih kalau misalnya Pak Anies bisa dengar, saya cuma minta saja agar pintu gerbang bisa dibuka gitu,” kata Sri.

Dengan pintu dibuka, masyarakat bisa memarkirkan kendaraan dan berjalan kaki ke makam. Ia juga meminta pemerintah membatasi jumlah peziarah.

Suasana Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Suasana Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat

Seharian ini toko bunga milik Sri dan ibunya sepi. Omset hanya Rp 70.000.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com