Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebaran di Tengah Pandemi, Lapas Kelas II Perempuan Tangerang Sediakan Layanan Video Call Gratis bagi Warga Binaan

Kompas.com - 13/05/2021, 19:04 WIB
Sonya Teresa Debora,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Lapas Kelas II Perempuan Kota Tangerang, Banten menyediakan layanan video call gratis bagi warga binaan di Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah, Kamis (13/5/2021).

"Selain (memperbolehkan) kiriman makanan, kami juga menyiapkan layanan video call. Video call ini gratis, tidak dipungut biaya," kata Kepala Lapas Perempuan Kelas II Tangerang, Esti Wahyuningsih, dalam sebuah rekaman yang diterima Kamis.

Esti mengemukakan, puluhan warga binaan juga mendapatkan kiriman makanan dari kerabatnya masing-masing. Makanan tersebut, harus dibungkus dengan plastik transparan.

Baca juga: 115 Warga Binaan Lapas Perempuan Kelas II Tangerang Dapat Remisi Lebaran

Sebelum diterima warga binaan, makanan akan terlebih dahulu digeledah petugas.

"Jadi kami manual makanannya, barang itu didetail (diperiksa). Kayak ketupat dibelah dulu, lauk-lauk diperiksa dulu pakai sumpit secara manual," ungkap Esti.

Setelah dinyatakan aman, makanan boleh diterima oleh warga binaan. Sebagai bukti, keluarga akan dikirimkan foto warga binaan yang telah mendapatkan kiriman tersebut.

"Setelah keluarganya pulang, (kami) menyimpan nomor telepon keluarganya, lalu kami periksa (kiriman) di sini, setelah itu kami panggil warga binaanya, lalu foto barangnya di warga binaan kami kirim ke keluarganya," ujar Esti.

Esti juga mengungkapkan bahwa sebanyak 115 dari 246 warga binaan beragama Islam di Lapas Perempuan Kelas II Kota Tangerang, Banten, menerima remisi di hari Lebaran.

"Remisi yang turun ada 115, yang diusulkan ada 116," kata Esti.

Menurut Esti, tak semua warga binaan beragama Islam mendapatkan remisi karena ada yang memiliiki masa hukuman tinggi sehingga harus menjadi justice collaborator (JC) terlebih dahulu.

Justice collaborator adalah salah satu pelaku tindak pidana, yang mengakui perbuatannya tetapi bukan pelaku utama dalam kejahatan itu, serta bersedia memberikan keterangan sebagai saksi di dalam proses peradilan perkara tersebut.

"Kalau dari pihak kepolisian atau pihak kejaksaan tidak bisa mengeluarkan justice collaborator maka harus menunggu 1/3 dari masa pidana dulu, baru bisa diusulkan (untuk mendapatkan remisi)," kata Esti.

Esti menjelaskan mayoritas warga binaan yang mendapatkan remisi adalah mereka yang terjerat kasus penyalahgunaan maupun pengedar narkotika.

Besar pengurangan masa tahanan yang diterima warga binaan dua bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com