Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Varian Delta hingga Kappa Muncul di Jakarta, Berikut Rincian dan Risiko Penularannya

Kompas.com - 01/07/2021, 16:58 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Varian baru virus corona semakin banyak ditemukan di Jakarta.

Jika pada minggu lalu ditemukan 94 kasus positif akibat varian Delta, Aplha, dan Beta di Ibu Kota, pada minggu ini angka tersebut bertambah menjadi 128.

Satu di antara kasus baru tersebut merupakan varian baru bernama Kappa, sisanya masih didominasi varian Delta dengan 111 kasus, kemudian disusul varian Alpha 11 kasus dan Beta 5 kasus.

Informasi mengenai kasus-kasus varian baru di DKI Jakarta ini sempat diunggah ahli epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Priono di akun Twitter pribadinya, @drpriono1.

Baca juga: PPKM Darurat di Jakarta Berlaku Mulai 3 Juli, Simak Bedanya dengan PPKM Mikro

Kepada Kompas.com Pandu mengaku bahwa informasi itu ia dapat dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Keempat varian itu, kata Pandu, menyerang semua umur. Tercatat usia 0-5 tahun 29 kasus, 6-18 tahun 26 kasus, 19-59 tahun 71 kasus, dan 60 tahun ke atas 2 kasus.

"Mutan-mutan Sars-Cov-2 terdistribusi pada semua umur. Waspada mutan tidak pernah memilih umur tertentu yang akan ditularkan, lebih didasarkan pada kontak aktivitas manusia, termasuk aktivitas keluarga," kata dia.

"Waspada terhadap peluang penularan bisa terjadi di mana saja dan siapa saja," lanjut Pandu.

Berikut rincian varian baru virus corona yang ditemukan di Jakarta serta risiko penularannya.

Baca juga: Jabodetabek Terapkan PPKM Darurat 3-20 Juli, Simak 15 Aturan Lengkapnya

Varian Delta

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), varian Delta merupakan jenis virus corona yang sangat mudah menular, dan merupakan jenis virus corona terkuat yang pernah ada, sebagaimana dilansir Tribunnews.com.

Mengutip CNBC.com, varian Delta, yang muncul pertama kali di India, menjadi varian dominan di seluruh dunia saat ini. Varian ini telah menyebar ke 92 negara.

Sebuah studi menunjukkan varian Delta 60 persen lebih menular daripada varian alpha dan varian asli yang pertama kali muncul di Wuhan, China. Varian ini juga menimbulkan gejala yang lebih serius.

Gejala paling umum yang ditunjukkan oleh pasien terinfeksi varian Delta adalah demam, pilek, sakit kepala hingga sakit tenggorokan.

Baca juga: Varian Kappa Ditemukan di Jakarta, Dinkes DKI: Kecepatan Menyebar Jadi Lebih Cepat

Varian Delta menyebabkan banyak orang sakit parah dalam waktu tiga atau empat hari.

Untuk orang yang lebih muda, gejala varian Delta terasa seperti pilek.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com