Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Korban Covid-19 di Tangerang Diminta Biaya Ambulans dan Peti Mati oleh RS Swasta

Kompas.com - 06/07/2021, 15:07 WIB
Muhammad Naufal,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Keluarga dari korban yang meninggal karena Covid-19 dimintai uang untuk membayar ambulans dan peti mati oleh salah satu rumah sakit swasta di Parung Serab, Ciledug, Kota Tangang.

Issak, kerabat korban, berujar bahwa kejadian itu terjadi pada Senin (5/7/2021) malam.

Ia mengatakan, korban N (70) merupakan mertua dari kakaknya, warga Pondok Aren, Tangerang Selatan.

Baca juga: Mengotot Jualan Saat PPKM Darurat, Seorang Pedagang di Pasar Tanah Abang Diamankan

Issak menyatakan, mulanya N yang berjenis kelamin perempuan itu mengalami asam lambung pada Senin sore.

Pihak keluarga lantas membawa N untuk berobat di salah satu klinik di Pondok Aren.

Usai berobat, N mengalami sakit yang berbeda. Punggungnya tiba-tiba sakit.

"Sama anaknya dipijetin. Tapi kok tiba-tiba sesak napas. Terus dibawa ke RS di Parung Serab," ujar Issak melalui sambungan telepon, Selasa (6/7/2021).

Setibanya di RS itu, N sempat menerima pompa jantung. N tidak dapat tertolong dan meninggal di RS tersebut sekitar pukul 22.00 WIB.

Beberapa saat kemudian, pihak RS meminta agar N dilakukan skrining tes Covid-19 jenis tes cepat antigen.

"Hasilnya positif. Pas positif, keluarga kaget. Kata RS, kalau positif enggak bisa dibawa pulang," lanjut Issak.

Baca juga: Tinjau RS Premier Jatinegara, Wagub DKI Sedih Dengar 148 Nakes Positif Covid-19

Usai diketahui hasil tes itu lah, kata dia, pihak keluarga N dimintai sejumlah biaya mulai dari biaya ambulans, peti mati, dan pemakaman Covid-19.

Keluarga korban lantas terheran dengan permintaan biaya itu.

Issak berujar, RS itu meminta biaya tersebut lantaran korban termasuk pasien rawat jalan dan bukan pasien rawat inap.

Pihak RS mengaku kepada Issak bahwa biaya tersebut bakal diganti oleh pemerintah setempat nantinya.

Issak menegaskan, keluarga korban tidak mempermasalahkan perihal biaya yang harus mereka keluarkan.

Baca juga: Diminta Ganti Masker Scuba dengan Masker Medis, Penumpang Transjakarta Marah

Namun, dia mempertanyakan soal keharusan keluarga seorang korban yang meninggal karena Covid-19 harus membayar ambulans, peti mati, dan lainnya.

"Yang kami tanya bukan biaya, meskipun kok lumayan. Sedangkan kan pemerintah harusnya menggratiskan penanganan Covid-19," urai Issak.

Dia menambahkan, jenazah N masih berada di RS hingga Selasa sekitar pukul 11.00 WIB, meski pihak keluarga telah membayarkan biaya-biaya itu.

"Mereka (RS) janjinya jam 10.00 WIB tadi sudah bisa dimakamkan. Keluarga mulai risau," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com