Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Depok Berusaha Penuhi Kebutuhan Anak yang Jadi Yatim atau Piatu akibat Covid-19

Kompas.com - 12/08/2021, 15:20 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga (DPAPMK) sedang fokus melakukan pendataan anak-anak yang kehilangan orangtua akibat Covid-19.

"Teman-teman para kader saya di lapangan mendata semua anak-anak yang kehilangan orangtua. Setiap anak yang baru kehilangan (orangtua), langsung masuk (data). Datanya dinamis, walau saya berharap tidak bertambah lagi," ungkap Kepala DPAPMK Kota Depok, Nessi Annisa Handari, kepada Kompas.com pada Kamis (12/8/2021).

Sejauh ini, sedikitnya sudah 740-an anak mayoritas usia 0-18 tahun dari 400-an keluarga di Depok yang telah berstatus yatim, piatu, maupun yatim-piatu karena orangtuanya meninggal akibat Covid-19.

Baca juga: Pemprov DKI Janji Perhatikan Anak yang Yatim Piatu akibat Pandemi Covid-19

Nessi mengatakan, pihaknya akan berusaha memetakan kebutuhan masing-masing anak itu. Setiap anak ditengarai mempunyai keperluan dan masalah yang berbeda akibat kehilangan ini.

"Kami masih terus mendata. Kami lakukan pemetaan juga untuk kebutuhan anak-anak. Harapan kami agar tidak salah sasaran dan tidak salah menentukan kebutuhan anak-anak ini," kata dia.

Nessi memberi contoh, ada anak-anak yang kehilangan ibunda tetapi ayahnya masih bekerja dan mampu memenuhi nafkah mereka.

Anak-anak ini tetap harus dicari tahu, apakah memerlukan pendampingan psikologis atau tidak, sebab boleh jadi mereka merasa ada yang hilang dalam kehidupan berkeluarganya.

"Untuk itu kami ada teman-teman psikolog," ujar Nessi.

Baca juga: Sepanjang Pandemi, 740 Anak di Depok Kehilangan Orangtua karena Covid-19

Begitu pun jika anak-anak itu kehilangan kedua orangtua alias yatim-piatu. Pemerintah akan bantu mencarikan keluarga dekatnya dan mengutamakan agar anak tersebut diasuh oleh keluarga dekatnya jika bersedia.

"Kalau tidak ada, kami akan ke Dinas Sosial, karena di sana ada panti asuhan. Tapi yang pertama harus dicari keluarganya dulu. Jangan sampai kita titip (ke panti asuhan) tapi ternyata ada keluarga yang mau mengasuh," ujar Nessi.

Selebihnya, Nessi menambahkan, pihaknya siap bekerja sama dengan dinas-dinas lain di Pemerintah Kota Depok untuk memenuhi kebutuhan anak-anak yatim/piatu itu, seperti memastikan kelangsungan studi anak dengan dinas pendidikan maupun menjamin hak administrasi kependudukan ke dinas kependudukan dan pencatatan sipil.

"Jangan sampai mereka kehilangan orangtua, lalu kehilangan haknya. Jangan sampai karena tidak terdata dan mereka tidak tahu harus seperti apa," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com