Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendataan Yatim Piatu Korban Covid-19 di Kota Tangerang Ditargetkan Rampung 25 Agustus

Kompas.com - 23/08/2021, 19:53 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tangerang menyatakan, pihaknya hingga saat ini belum memiliki data anak di bawah umur yang kehilangan ayah, ibu, atau keduanya akibat Covid-19.

Kasi Data Linjamsos Dinsos Kota Tangerang Arif berujar, pihaknya masih melakukan pendataan soal anak yatim, piatu, atau keduanya melalui kecamatan.

"Masih kita data. Itu kan kita juga baru dapet arahan dari Kementerian Sosial (Kemensos) kira-kira hari Rabu minggu kemarin," tuturnya saat dikonfirmasi, Senin (23/8/2021).

Baca juga: Pendataan Yatim Piatu akibat Covid-19 Ditargetkan Rampung 25 Agustus

"Kami minta dari tiap kecamatan menyampaikan ke kelurahan agar mendata anak-anak yang kehilangan orangtua karena Covid-19 di wilayah masing-masing," imbuh dia.

Arif menyebutkan sejumlah kriteria yang termasuk dalam pendataan mereka adalah anak berusia maksimal 16 tahun yang kehilangan ayah/ibu/keduanya karena positif Covid-19 berdasar tes PCR.

Syarat kedua, yakni ayah/ibu/keduanya yang meninggal karena Covid-19 harus ber-KTP Kota Tangerang dan tinggal di kota tersebut.

Baca juga: Pemprov DKI Pastikan Anak Yatim Piatu Korban Covid-19 Tetap Sekolah

Jika orangtua dari anak korban Covid-19 itu tidak ber-KTP Kota Tangerang, pihaknya tak akan mendata mereka.

"Kemudian, kalau ber-KTP Kota Tangerang, tapi enggak tinggal di sini, ya enggak kami masukkin ke data juga," ungkap Arif.

Dia menyatakan, kriteria tersebut sepenuhnya ditentukan oleh Dinsos Kota Tangerang dan bukan kriteria dari Kemensos.

Pasalnya, menurut Arif, kriteria yang diajukan Kemensos tidaklah spesifik.

Adapun kriteria dari Kemensos hanya anak yang kehilangan orangtua karena Covid-19.

"Jadi kriteria yang dikasi Kemensos itu kurang spesifik, enggak ada batas maksimal umur, enggak dijelaskan juga meninggal dan dinyatakan Covid-19 itu berdasarkan tes jenis apa," urainya.

Kata Arif, Kemensos yang tidak memberikan kriteria secara spesifik itu merupakan hambatan saat Dinsos melakukan pendataan.

Terlepas dari hal tersebut, pihaknya berencana untuk menyelesaikan pendataan itu pada tanggal 25 Agustus 2021.

"Insya Allah 25 Agustus selesai. Kalau sekarang masih 60 persen ya kira-kira. Doakan saja semoga cepat selesai," tuturnya.

Arief sendiri mengaku masih belum mengetahui bantuan apa yang akan diberikan oleh Kemensos.

Pihaknya hanya mendapat arahan untuk mendata dan kemudian menyalurkan data tersebut ke kementerian yang dipimpim Tri Rismaharini itu.

"Kita masih belum tau mereka akan dikasi bantuan apa. Dilihat nanti saja," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com