Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

P2G Sebut Positivity Rate Covid-19 Ganjal Rencana PTM Terbatas di Jakarta

Kompas.com - 25/08/2021, 18:48 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat positivity rate Covid-19 di DKI Jakarta masih menjadi satu ganjalan sekolah di Ibu Kota untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, meski dinilai siap secara umum.

Koordinator Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim menilai, tingkat positivity rate di DKI Jakarta masih berkisar di angka 8-10 persen.

“Tiga hari ini positivity rate masih 8-10 persen artinya masih relatif berbahaya walaupun PPKM sudah level 3. Padahal WHO beri rekomendasi 5 persen positivity rate yang aman,” kata Satriwan.

Baca juga: P2G Nilai Jakarta Siap Sekolah Tatap Mula Terbatas pada 30 Agustus 2021

Satriwan mengatakan, P2G merekomendasikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar tak tergesa-gesa menyelenggarakan PTM terbatas.

Di satu sisi, P2G tetap mendukung DKI Jakarta untuk melakukan uji coba PTM ketiga.

Sebagaimana diketahui, DKI Jakarta sudah menyelenggarakan uji coba sekolah tatap muka sebanyak dua kali.

“Dalam 1-2 minggu ke depan kami minta positivity rate terus dipantau. Misalnya sudah 5 persen, kami setuju PTM terbatas. Kalau belum lima persen, lebih baik uji coba,” kata Satriwan.

Meski masih terganjal dengan faktor tingkat positivity rate, P2G menilai tingkat vaksinasi di DKI Jakarta relatif sukses.

Baca juga: Hambatan Ini Mengadang Rencana PTM Terbatas di Kota Tangerang

Satriwan menyebutkan, jumlah guru dan siswa berusia 12-17 tahun di Jakarta yang sudah menjalani vaksinasi Covid-19 mencapai 95 persen. Sementara itu, dosis vaksinasi kedua masih di bawah 50 persen.

“Mereka (sekolah-sekolah di Jakarta) sudah menyiapkan sarana pendukung. Dari 11 poin yang daftar ceklist sudah dipenuhi,” kata Satriwan.

Satriwan menyebutkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pendidikan telah melakukan verifikasi ke sekolah-sekolah terkait 11 persiapan yang telah disyarakatkan. Sekolah-sekolah di Jakarta, lanjutnya, sudah relatif siap dibandingkan sekolah-sekolah di daerah lain.

“Artinya sarana dan prasarana protokol sudah siap dibanding daerah lain. Sekolahnya lho. Kami lihat dari aspek vaksinasi sudah relatif terpenuhi. Guru-guru dan anak relatif sudah cepat divaksin,” kata Satriwan.

Namun, P2G terkendala terkait positivity rate di DKI Jakarta. Satriwan mengatakan, tingkat positivity rate di DKI Jakarta masih 8-10 persen.

“Tiga hari ini masih 8-10 persen artinya masih relatif berbahaya walaupun sudah level 3. Padahal WHO beri rekomendasi 5 persen positifity rate yang aman,” kata Satriwan.

Satriwan merasa yakin orangtua siswa juga mengizinkan anaknya sekolah. Meski demikian, ia tetap menghormati orangtua yang belum mengizinkan anaknya sekolah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Megapolitan
Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Megapolitan
Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Megapolitan
Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari 'Beban Mental'

Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari "Beban Mental"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com