Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Tangerang Diminta Terbuka Data Siswa yang Terpapar Covid-19 agar Tak Saling Curiga

Kompas.com - 04/10/2021, 12:59 WIB
Muhammad Naufal,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - DPRD Kota Tangerang mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang transparan terkait jumlah siswa SMP yang positif Covid-19.

Pemkot melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang sebelumnya menemukan 25 murid SMP, satu guru, dan satu staf tata usaha (TU) yang positif Covid-19.

Data itu disampaikan pada 30 September, berdasar tes yang dilakukan terhadap 1.000 orang di SMP yang mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) pada 27-28 September 2021.

"Pada prinsipnya bahwa kami itu ingin anak belajar dalam kondisi sehat. Maka, ketika kemudian di-tracing (telusur), testing, itu semua hasilnya harus disampaikan," papar Ketua Komisi II DPRD Kota Tangerang Saeroji melalui sambungan telepon, Senin (4/10/2021).

Baca juga: Ombudsman Minta Pemkot Tangerang Transparan soal Murid yang Positif Covid-19

Menurut dia, saat ada transparansi jumlah siswa yang terpapar, masyarakat bakal semakin mematuhi protokol kesehatan.

Adanya transparansi jumlah tersebut juga akan menumbuhkan sikap kepedulian antar masyarakat atau antar siswa.

Justru, kata Saeroji, akan ada sebagian orang yang curiga jika Pemkot Tangerang tidak memaparkan soal temuan siswa yang terpapar.

Orangtua atau siswa juga akan merasa tidak nyaman belajar jika tidak ada transparansi itu.

"Kalau kemudian itu tidak diinformasikan, ya saling curiga, saling tidak nyaman. Bagaimana belajar nanti akan terasa nyaman, kalau dalam kondisinya menakutkan," paparnya.

Saeroji mengaku bahwa pihaknya terakhir mendapat laporan dari Dinkes Kota Tangerang terkait jumlah siswa yang positif Covid-19 pada pekan lalu.

Informasi terakhir yang DPRD dapatkan, yaitu adanya 25 murid yang terpapar.

"Belum dapat laporan dari Dinkes. Informasinya ada 25 murid. Jadi laporan secara keseluruhan belum ada lagi," ungkap dia.

Baca juga: Fakta 25 Murid Positif Covid-19 di Kota Tangerang: Mayoritas OTG hingga 15 SMP Setop PTM

Saeroji juga belum mendapat laporan dari orangtua di daerah pemilihannya yang khawatir atas temuan siswa yang terpapar itu.

"Masyarakat sebenarnya dengan PTM itu setuju, diidam-idamkan. Tapi kalau terjadi ini (temuan murid terpapar), ya jangan sampai jadi masalah baru. Perlu ada kesamaan, kerjasama. Bukan hanya sekolah, tapi juga masyarakat," urai Saeroji.

Kompas.com telah berupaya untuk mengonfirmasi soal jumlah terbaru siswa yang positif Covid-19 kepada Kepala Dinkes Kota Tangerang Dini Anggraeini.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com