Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raden Aria Wangsakara Akhirnya Terima Gelar Pahlawan Nasional, Keturunannya Kumpulkan Data sampai ke Belanda

Kompas.com - 12/11/2021, 13:34 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Raden Aria Wangsakara yang dikenal sebagai pendiri Tangerang akhirnya mendapatkan gelar pahlawan nasional pada 10 November 2021.

Keturunannya butuh perjuangan hingga 4 tahun untuk memastikan gelar pahlawan nasional disematkan kepada Raden Aria Wangsakara.

Raden Harris Yasin Yudhanegara alias Kang Bayu yang merupakan keturunan dari anak pertama Raden Aria Wangsakara, yaitu Yudhanegara, bercerita soal perjuangannya selama 4 tahun tersebut.

Pada mulanya, Kang Bayu dkk hendak membuat buku sejarah Kabupaten Tangerang.

Baca juga: Profil 4 Pahlawan Nasional Baru, Usmar Ismail hingga Raden Aria Wangsakara

Dalam proses pembuatan buku tersebut, Kang Bayu dibantu beberapa rekannya, seperti seorang penulis buku-buku sejarah yang bernama Ali Mukti.

Dari pembuatan buku sejarah Kabupaten Tangerang itulah Kang Bayu mengembangkan kisah-kisah perjuangan Raden Aria Wangsakara.

"Mengembangkan semua data untuk mengangkat Pangeran Aria Wangsakara untuk dijadikan Pahlawan Nasional," kata Kang Bayu saat ditemui di Makam Aria Wangsakara di Lengkong, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Kamis (11/10/2021).

Baca juga: Profil Raden Aria Wangsakara, Ulama dan Pendiri Tangerang yang Akan Jadi Pahlawan Nasional

Kumpulkan data hingga Negeri Kincir

Kang Bayu bercerita, salah satu data yang dikumpulkan bahkan berasal dari Den Haag di Belanda alias Negeri Kincir.

Data yang dikumpulkan dari Negeri Tulip tersebut berbentuk mushaf Al Quran yang ditulis oleh Raden Aria Wangsakara. Mushaf Al Quran itu ditulis menggunakan tinta emas.

Setelah mengumpulkan data-data itu, Kang Bayu dkk mengajukannya ke Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Tangerang.

Baca juga: Ditetapkan Jokowi sebagai Pahlawan Nasional, Ini Sosok Aria Wangsakara

"Kita koordinasi dengan Dinsos Kabupaten Tangerang yang memang memfasilitasi dan mengarahkan untuk mengangkat (Raden Aria Wangsakara) menjadi pahlawan," tuturnya.

Proses pengajuan Raden Aria Wangsakara sebagai Pahlawan Nasional tak berhenti sampai situ.

Setelah berkoordinasi dengan Dinsos Kabupaten Tangerang, data-data tersebut lantas diajukan ke Kementerian Sosial (Kemensos).

Baca juga: Kisah Pahlawan Nasional Aria Wangsakara, Pendiri Tangerang yang Ahli Strategi Perang

Tepatnya, data itu diajukan ke Bagian Kepahlawanan Kemensos.

Kang Bayu dkk masih harus melakukan sejumlah hal lain setelah mengajukan data tersebut ke Kemensos.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com