Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suara Sopir Bus Transjakarta: Kerja hingga Dini Hari, Kadang Hanya Tidur 2 Jam

Kompas.com - 09/12/2021, 16:43 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - M (50), seorang sopir bus transjakarta, angkat bicara soal kecelakaan yang kerap terjadi pada bus transjakarta dalam beberapa waktu terakhir. M mengakui pekerjaannya memang berisiko mengalami kecelakaan.

Ini karena ia kerap merasa kelelahan karena harus bekerja lembur sampai dini hari.

”Jadi sopir Transjakarta itu berisiko. Misalnya, saya masuk siang, selesai operasi pukul 22.00. Setelah itu saya harus antre isi bahan bakar. Sering kali bisa antre sampai pukul 01.00, ” ujar M seperti dilansir Kompas.id, Kamis (9/12/2021).

Menurut M, keadaan tersebut menyebabkan banyak sopir Transjakarta berada dalam kondisi ideal ketika mengemudi. Waktu tidur terbatas lantaran tugas mereka tak hanya sebatas melayani penumpang.

Contohnya seusai mengisi bahan bakar, bus harus dibawa kembali ke pul. Hal itu acap kali membuatnya baru tiba di kontrakan pukul 03.00 WIB.

Lalu ia harus kembali berangkat pukul 05.00 jika mendapat sif pagi. Artinya, terkadang M hanya punya waktu dua jam untuk tidur.

"Enggak kuat kadang-kadang," kata pria asal Semarang, Jawa Tengah yang baru setahun menjadi sopir bus transjakarta ini.

M berstatus pekerja harian lepas dari salah satu operator yang bekerja sama dengan Transjakarta.

Menurut dia, operator menyediakan dua pramudi untuk setiap unit bus. Mereka biasanya bergantian bertugas.

Satu pramudi bertugas dari pukul 05.00 hingga pukul 13.00. Kemudian pramudi kedua bertugas dari pukul 13.00 hingga pukul 21.30 atau 22.00.

Setiap pramudi punya target mengemudi minimal 100 kilometer setiap hari.

”Memang ada dua sif kerja. Tetapi jadwal kerja tidak teratur. Misalnya hari ini saya masuk siang, besok bisa jadi masuk pagi. Jam tidur saya jumping,” ucapnya.

Dengan beban dan resiko kerja seberat itu, M pun harus ikhlas menerima penghasilan yang di bawah upah minimum regional Jakarta.

Ia dibayar berdasarkan jam kerjanya.
Sejauh ini, upah yang didapatkan setiap bulan rata-rata Rp 3 juta. Pendapatan itu belum termasuk uang makan Rp 50.000 setiap hari.

”Kami tidak ada tunjangan lain, hanya gaji dan uang makan. Jaminan kerja yang saya dapat hanya jaminan kecelakaan kerja,” ucapnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Megapolitan
Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Megapolitan
Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Megapolitan
Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Megapolitan
Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Megapolitan
UU DKJ Amanatkan 5 Persen APBD untuk Kelurahan, Heru Budi Singgung Penanganan TBC

UU DKJ Amanatkan 5 Persen APBD untuk Kelurahan, Heru Budi Singgung Penanganan TBC

Megapolitan
Pria 50 Tahun Diiming-imingi Rp 1,8 Juta untuk Edarkan Narkoba di Jaksel

Pria 50 Tahun Diiming-imingi Rp 1,8 Juta untuk Edarkan Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Megapolitan
KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

Megapolitan
Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Megapolitan
Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com