JAKARTA, KOMPAS.com - Manajer Proyek Jakarta International Stadium (JIS) Arry Wibowo mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk menertibkan bangunan liar yang didirikan warga di sekitar JIS.
Sebab, menurut dia, bangunan liar tersebut berlokasi di lahan milik PT KAI.
"Kami intens berkomunikasi dengan PT KAI secara langsung maupun forum, pernah juga dilakukan kordinasi bersama wali kota," kata Arry di JIS, Jakarta Utara, Jumat (14/1/2022).
"Sebenarnya kami mau ngajak PT KAI untuk bareng-bareng melakukan treatment terhadap warga yang saat ini menempati, khususnya di sisi-sisi rel kereta api," lanjut dia.
Baca juga: Kontrasnya Gubuk Tripleks Warga Kampung Bayam di Balik Kemegahan Jakarta International Stadium
Arry memahami, banyak masyarakat melihat proyek JIS sudah hampir rampung tetapi sampai saat ini permukiman kumuh di sekitarnya masih ada.
Padahal, lanjut dia, meski pengerjaan JIS hampir selesai, permukiman tersebut tidak bisa serta merta ditertibkan karena tidak berada langsung di area stadion.
"Yang jelas kami terus melakukan komunikasi, dan kami tidak sendiri, kami dibantu dari Pemprov, wali kota dilakukan terus monitoring dan rapat-rapat untuk menyelesaikan warga yang masih ada di area pesisir rel kereta," ujarnya.
Sementara itu, permukiman kumuh yang berada di area Kampung Bayam, Jakarta Utara, sudah ditertibkan.
Baca juga: Warga Kampung Bayam Gusuran JIS Tinggal di Pinggir Rel, Wali Kota: Harus Koordinasi dengan PT KAI
Adapun deretan gubuk berdinding tripleks dan beratap seadanya berdiri di balik megahnya Jakarta International Stadium yang tengah dibangun Pemprov DKI Jakarta.
Gubuk-gubuk itu didirikan di tepi rel kereta api. Penghuninya didominasi warga yang merupakan pemulung.
Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim mengatakan, harus ada koordinasi dengan PT KAI terkait warga gusuran Kampung Bayam yang bertahan dengan mendirikan bedeng di pinggir rel kereta.
Sebab, kata dia, tidak mungkin langsung ada penindakan represif kepada warga yang bermukim di sana.
"Jadi kita buka-buka dialog terus. Saya harap ini juga bisa dicarikan solusi bersama, pengertian di lokasi tersebut bahaya dan bukan peruntukkannya harus dimengerti semua pihak," kata Ali di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Jumat (7/1/2022).
Baca juga: Nasib Miris Warga Kampung Bayam yang Tinggal di Pinggir Rel Kereta akibat Tergusur Proyek JIS
Apalagi, ujar Ali, masih ada beberapa rumah susun (rusun) yang lebih layak untuk tempat warga tinggal.
Salah satu alasan warga bertahan dengan membangun atau menyewa bedeng di pinggir rel kereta api tepat di depan bangunan JIS itu adalah karena tidak punya tempat tinggal dan belum menerima kompensasi.