Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepanjang Januari 2022, Ada 124 Kasus DBD di Tangsel

Kompas.com - 18/02/2022, 22:38 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Ady Purnawan mengatakan bahwa Desember hingga Maret menjadi periode puncak kasus demam berdarah dengue (DBD).

"Kita kan sudah buat grafik rata-rata dalam lima tahun terakhir, kasus DBD itu tinggi ada di bulan Desember, Januari, Februari, dan Maret karena musim hujan," ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (18/2/2022).

Ady tak memungkiri bahwa kasus DBD di Tangerang Selatan mengalami kenaikan.

"(Tahun) 2022 memang ada peningkatan, untuk bulan Januari saja kita sudah ada 124 kasus. Kalau jumlah Februari ini lagi kita hitung, lagi kita rekap" ungkapnya.

Baca juga: Wali Kota Jakut: Bukan Hanya Covid-19, DBD Juga Harus Diwaspadai

Masih kata Ady, 124 orang yang terkena DBD tersebut telah menjalani perawatan di rumah sakit dan puskesmas, serta dan dinyatakan sembuh.

"Untuk bulan Januari, seluruh pasien sudah dua minggu ini seluruhnya sembuh," jelas Ady.

Ady memastikan, Dinkes Kota Tangsel tetap menggelontorkan anggaran untuk penanganan penyakit DBD. Selain itu, pihaknya juga gencar melakukan upaya pencegahan kepada masyarakat.

Baca juga: Kasus DBD Meningkat di Jaksel, Naik 176 Kasus Sejak November 2021

Untuk menindaklanjuti hal tersebut, pihaknya telah mengadakan rapat upaya pengendalian DBD bersama para kepala puskesmas, camat, dan lurah di wilayah Tangsel.

"Untuk pencegahan upaya kita biasanya yang pertama PSN (pemberantasan sarang nyamuk), 3M (menguras, menutup, mengubur) plus, kemudian sama pemantauan jentik berkala melalui pemberdayaan masyarakat dengan koordinasi lintas sektor,” ucapnya.

Selain itu, Ady juga mengajak masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam pencegahan DBD dengan menekankan pentingnya peranan "satu rumah satu jumantik".

"Artinya setiap rumah itu bertanggungjawab untuk rumahnya sendiri dan melaporkan adanya jentik. Kita berbicara pemberdayaan masyarakat," pungkasnya.

Dengan begitu, Ady berharap masyarakat dapat berperan aktif dalam satu rumah satu jumantik dan 3M sehingga pencegahan DBD dapat terlaksana secara efektif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com