Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maraknya Kejahatan Jalanan yang Bikin Kapolres Minta 1.000 Kamera CCTV Dipasang di Bekasi

Kompas.com - 18/03/2022, 10:20 WIB
Joy Andre,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Maraknya aksi kejahatan jalanan semakin meresahkan warga yang tinggal di Kota Bekasi.

Kompas.com mencatat, aksi pembegalan dan tawuran antarkelompok selalu terjadi di Kota Bekasi dalam beberapa minggu terakhir.

Teranyar, Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota menjaring 43 remaja yang diduga hendak tawuran dalam operasi gabungan bersama tim Jatanras Polda Metro Jaya pada Sabtu (12/3/2022) dan Minggu (13/3/2022) lalu.

Dari total 43 yang diamankan, sembilan orang di antaranya kedapatan memiliki dan menyimpan senjata tajam sehingga diproses hukum lebih lanjut.

Baca juga: Kejahatan Jalanan Masih Marak, Kapolres Metro Bekasi Kota Minta Pemkot Tambah 1.000 CCTV

Sebelumnya, pada Selasa (8/3/2022), seorang ibu hamil berinisal S dirampas sepeda motornya di Jalan Mustika Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi, ketika hendak berangkat kerja.

Selain mengambil motor S, pelaku yang berjumlah tujuh orang juga mendorong S hingga tersungkur dan sempat mengacungkan senjata tajam kepada korban.

Pada hari yang sama, lima anggota gangster bersenjata tajam ditangkap oleh Kepolisian Resor (Polres) Metro Bekasi Kota. Tiga pelaku di antaranya masih berstatus pelajar dan di bawah umur.

Lalu, pada 15 Februari lalu, tawuran terjadi di perempatan silang rel kereta api Jalan M Yamin, Kelurahan Duren Jaya, Kota Bekasi.

Kapolres Bekasi Kota minta 1.000 kamera CCTV

Merespons berbagai aksi kejahatan tersebut, Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Hengki meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi memasang 1.000 kamera CCTV di titik-titik rawan kejahatan.

Hengki menyampaikan itu ketika dirinya menghadiri musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) di Kota Bekasi.

Baca juga: Minta Pemkot Bekasi Pasang 1.000 CCTV, Kapolres: Untuk Pemantauan Kejahatan Jalanan

Hengki beralasan, dengan adanya kamera CCTV yang tersebar di Kota Bekasi, maka situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) dapat terwujud.

"Untuk mewujudkan rasa aman itu harus dibarengi (dengan) kemajuan teknologi yang ada," kata Hengki kepada wartawan, Kamis (17/3/2022).

Kamera CCTV untuk memantau aktivitas di Kota Bekasi

Hengki menjelaskan, 1.000 kamera CCTV tersebut juga nantinya akan digunakan untuk memantau berbagai kejadian di Kota Bekasi.

"Misalnya, melalui (kamera) CCTV (terpantau) kepadatan lalu lintas. Ketika ada antrean yang panjang, maka itu akan dilakukan skala prioritas. Contoh kedua, ketika terjadi laka lantas, kami akan bisa mengungkap," jelasnya.

Baca juga: Polisi Awasi Puluhan Kelompok Remaja di Bekasi yang Kerap Bikin Onar dan Terlibat Tawuran

Mewujudkan smart city

Hengki juga menuturkan selain mencegah terjadinya tindak kriminal, pemasangan kamera CCTV diusulkan demi mewujudkan smart city yang direncanakan.

"Artinya sebagaimana tadi saya sudah menyarankan Pak Wali bagaimana mewujudkan smart city. Paling tidak karena kita wilayah algomerasi, maka dampak sosialnya akan meningkat," kata Hengki.

Dia juga mengatakan bahwa untuk mewujudkan rasa aman di lingkungan masyarakat, diperlukan perwujudan smart city dengan teknologi yang canggih.

"Di sini (Kota Bekasi) harus dibentuk yang namanya smart city, tentu untuk mewujudkan rasa aman," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com