Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Lakukan Cara Ini sebagai Pencegahan Penyebaran Penyakit Hepatitis

Kompas.com - 19/05/2022, 13:22 WIB
Sania Mashabi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sudah melakukan beberapa hal untuk mencegah penyebaran berbagai macam jenis penyakit hepatitis.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Dwi Oktavia, salah satu yang dilakukan oleh jajarannya adalah melakukan upaya promotif dan preventif.

"Kita mempunyai beberapa upaya untuk penanggulangan hepatitis mulai dari upaya tentu promotif, preventif," kata Dwi dalam diskusi daring, Kamis (18/5/2022).

Baca juga: 14 Kasus Dugaan Hepatitis Akut di Indonesia, Kenali Definisi Penyakit Hepatitis

Dwi mengatakan, upaya yang dilakukan salah satunya dengan menggelar webinar dan juga sosialisasi. Hal itu penting untuk membuat masyarakat paham mengenai penyakit hepatitis.

Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga melakukan upaya preventif dengan skrining pada ibu hamil agar bisa mendeteksi hepatitis pada bayi.

"Sehingga bisa disiapkan pencegahan pada bayi nanti pada waktu dilahirkan kemudian juga kelompok tertentu yang perlu diwaspadai kemungkinan Hepatitis B melalui rangkaian deteksi dini," ujar Dwi.

Dinkes DKI Jakarta, lanjut Dwi, juga tetap melakukan peningkatan wawasan pada tenaga kesehatan terkait penyakit hepatitis.

Baca juga: Saat 5 Orang di Jakarta Meninggal Diduga akibat Hepatitis Akut Misterius...

Serta meningkatkan pelayanan dan fasilitas kesehatan agar masyarakat lebih mudah mendapatkan akses kesehatan.

"Tentu saja upaya ini harus dibarengi dengan kolaborasi kita semua. Pemberdayaan masyarakat artinya masyarakat juga bisa sama-sama menerapkan hidup sehat dan sama-sama memonitor," ucap dia.

Sebelumnya, Dinkes DKI Jakarta memaparkan perkembangan kasus hepatitis akut misterius yang terjadi di DKI Jakarta dalam rapat kerja bersama Komisi E DPRD DKI Jakarta, Rabu (18/5/2022).

Dwi menjelaskan, terdapat 24 orang yang sedang dalam pemeriksaan lebih lanjut dengan hasil 1 orang suspek, 3 probabel dan 20 orang masih dalam pemeriksaan.

"Sekarang yang masih berstatus pengembangan itu ada 20 yang masih pending, jadi masih perlu hasil periksanya," ujar Dwi di Gedung DPRD DKI, Rabu.

Dwi menjelaskan, jumlah tersebut mengerucut dibandingkan temuan sebelumnya yang mencapai 49 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com