Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lokasi Kecelakaan Truk Pertamina di Cibubur: Lampu Merah di Ujung Jalan Menurun

Kompas.com - 19/07/2022, 07:53 WIB
Joy Andre,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Penyebab kecelakaan maut antara truk tangki Pertamina dan sejumlah kendaraan, baik kendaraan roda dua dan roda empat yang terjadi di Jalan Alternatif Cibubur, Senin (18/7/2022) kini menyisakan tanda tanya.

Sejumlah spekulasi mengenai penyebab insiden kecelakaan itu muncul ke permukaan, sesaat setelah truk tangki itu menabrak dan menewaskan belasan orang.

Tidak sedikit yang berspekulasi bahwa penyebab kecelakaan itu terjadi akibat truk tersebut mengalami rem blong.

Baca juga: Curiga Anaknya Jadi Korban Kecelakaan Truk Pertamina di Cibubur, Orangtua: Saya Lihat Berita, 2 Kali Ditelepon Enggak Diangkat

Namun, ada juga narasi yang menyebut penyebab kecelakaan akibat posisi penempatan lampu merah di ujung jalan yang menurun.

Sesaat setelah insiden terjadi, banyak warga yang mengeluhkan tentang penempatan posisi lampu merah tersebut.

Seorang warga sekaligus saksi dalam insiden itu yakni Reza Saputra (20) mengatakan, lampu merah yang berada di lokasi kejadian itu baru dibangun beberapa bulan lalu.

Menurut dia, penempatan lampu merah yang berada di ujung jalan menurun juga kerap membuat pengendara repot. Ia menambahkan, insiden kecelakaan ini memang bukan kali pertama yang terjadi.

Baca juga: Usai Lihat Pelat Nomor dalam Berita, Ayah Korban Kecelakaan Truk Pertamina di Cibubur Jemput Jenazah Anaknya di RS Polri

"Itu (lampu merah) baru. Banyak warga yang protes tuh soal posisi lampu merah, karena ini enggak sekali kejadian (kecelakaan) di sini," ujar Reza, di lokasi kejadian, Senin (18/7/2022).

Warga sekitar pun banyak yang lupa bahwa ada lampu merah di jalan tersebut. Akibatnya, banyak pengendara, terutama sepeda motor, yang tancap gas dan tak menyadari posisi lampu merah.

"Itu warga sini juga banyak yang lupa kalau di situ ada lampu merah, makanya sering saya lihat, banyak motor yang tiba-tiba bablas lampu merah," imbuh Reza.

KNKT segera investigasi

Diwawancarai secara terpisah di lokasi, pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan akan segera melakukan investigasi.

Senior Investigator KNKT, Ahmad Wildan menuturkan investigasi dilakukan untuk mengetahui penyebab dari insiden kecelakaan tersebut.

Wildan menyebut, semua narasi yang beredar mengenai penyebab kecelakaan saat masih bersifat kualitatif dan belum dapat dijelaskan secara saintifik.

"Semua temuan yang saya terima, sifatnya masih kualitatif. Ada yang menyatakan remnya blong, ada yang menyatakan turunan panjang, dan di sini sering terjadi kecelakaan, itu masih kualitatif," ucap Wildan.

Baca juga: Korlantas Masih Dalami Penyebab Kecelakaan Truk Pertamina di Cibubur

"Jadi, itu yang nanti kami analisis, kami hitung secara detail, sehingga secara saintifik bisa menjelaskan bagaimana kecelakaan ini terjadi," tutur dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com