JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah elemen masyarakat menggelar demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Senin (12/9/2022).
Aliansi masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR), yang terdiri dari Persatuan Alumni 212 (PA 212), Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF Ulama) dan Front Persaudaraan Islam (FPI), menggelar doa bersama atau istighosah pada aksi tersebut.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, pengeras suara melalui mobil komando GNPR melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran serta berdoa meminta pertolongan Tuhan Yang Maha Esa atas kesulitan masyarakat Indonesia akibat kenaikan harga BBM.
Baca juga: Jokowi di Istana Saat Massa Berunjuk Rasa Menolak Kenaikan Harga BBM di Patung Kuda
Kemudian, peserta unjuk rasa GNPR duduk bersama di Jalan Medan Merdeka Barat ikut berdoa sambil mengikuti bacaan doa yang berasal dari pengeras suara tersebut.
Tak hanya berdoa, peserta aksi dari GNPR juga melantunkan shalawat di tengah aksi demo menolak kenaikan harga BBM.
Wakil Sekretaris Jenderal PA 212 Novel Bamukmin mengungkapkan, setidaknya ada tiga tuntutan yang disampaikan GNPR pada aksi unjuk rasa di kawasan Patung Kuda.
"Ada tiga tuntutan utama yg akan kami sampaikan, pertama turunkan harga BBM," kata Novel.
Baca juga: KSPSI Berunjuk Rasa di Kawasan Patung Kuda, Tolak Kenaikan Harga BBM hingga Tuntut Upah Layak
Selanjutnya, massa aksi meminta pemerintah untuk menurunkan harga-harga bahan pokok dan menuntut pemerintah agar tegakkan supremasi hukum.
Sebagai informasi, kenaikan harga pertalite, solar, dan pertamax diumumkan oleh Presiden Joko Widodo. Harga baru BBM bersubsidi dan non-subsidi mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB.
"Saat ini pemerintah membuat keputusan dalam situasi yang sulit. Ini adalah pilihan terakhir pemerintah yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM akan mengalami penyesuaian," kata Jokowi, dalam jumpa pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Kepresidenan, Sabtu (3/9/2022).
Saat ini harga pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.
Dikutip dari Kompas.id, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan bahwa jika harga BBM bersubsidi tidak naik, beban APBN tahun depan semakin berat.
Hal ini ia sampaikan dalam Sidang Paripurna Tanggapan Pemerintah terhadap Pemandangan Umum Fraksi atas Rancangan Undang-Undang tentang APBN 2023 Beserta Nota Keuangannya, Selasa (30/8/2022), di Jakarta.
”Dengan pertimbangan tren harga minyak dunia, kurs rupiah, serta konsumsi pertalite dan biosolar yang melebihi kuota, jika harga BBM bersubsidi dipertahankan, jumlah subsidi dan kompensasi diperkirakan mencapai Rp 698 triliun hingga akhir tahun. Hal ini menjadi tambahan belanja RAPBN 2023,” kata Sri Mulyani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.