Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Klaim Saringan di Kali Ciliwung Dapat Saring hingga 52 Ton Sampah

Kompas.com - 26/09/2022, 11:49 WIB
Muhammad Naufal,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan saringan sampah Kali Ciliwung mampu menyaring sampah hingga 52 ton per hari.

Untuk diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau pembangunan saringan sampah yang tepatnya terletak di aliran Kali Ciliwung segmen TB Simatupang, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Senin (26/9/2022) ini.

"Kalau sampahnya (yang dapat disaring) itu 52 ton saat kondisi (level air di kali) tinggi," tutur Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto kepada awak media, Senin.

Baca juga: Setelah Kali Ciliwung, Pemprov DKI Berencana Bangun Saringan Sampah Kali Pesanggrahan

Ia meyakini, puluhan ton sampah itu dapat tersaring dan tak akan mencemari aliran Kali Manggarai.

"Kami upayakan semua sampah itu nanti bisa kami kelola. Jadi, sudah tidak lagi sampah itu masuk ke Manggarai," sebut Asep.

Ia juga meyakini saringan sampah itu dapat bekerja secara optimal meski aliran Kali Ciliwung deras ketika banjir.

Sebab, DLH telah melakukan kajian dengan pihak Institut Teknologi Bandung (ITB) terkait saringan sampah tersebut.

Baca juga: Pemprov DKI Bangun Saringan Sampah Kali Ciliwung Senilai Rp 195 Miliar, Ditargetkan Beroperasi Januari 2023

Tak hanya itu, menurut Asep, jajarannya juga bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) terkait saringan sampah itu.

Jika tak ada persetujuan dari BBWSCC, saringan sampah itu tak dapat diinstal.

"(Saringan sampah) masih kuat (meski aliran kali deras). Jadi memang kami sudah melakukan kajian dengan teman-teman ITB," kata Asep.

"Kemudian kami lakukan lagi supervisi dari BBWSCC. Jadi kalau tidak ada persetujuan BBWSCC, kami tidak boleh bangun ini," sambung dia.

Baca juga: Saringan Sampah Kali Ciliwung Senilai Rp 197,21 Miliar Ditargetkan Rampung Desember 2022

Anies sebelumnya menjelaskan, saringan itu bertujuan menampung sampah yang datang menuju Jakarta.

"Sampah banyak datang justru dari kawasan luar Jakarta, masuk melalui Sungai Ciliwung," ujar Anies di lokasi, Senin.

Anies menuturkan, anggaran untuk pembangunan saringan sampah itu sebenarnya sudah dianggarkan sejak 2020.

"Di tahun 2020 terjadi pandemi sehingga banyak program-program yang pada waktu itu anggarannya dialihkan untuk penanganan Covid-19, alhamdullilah sekarang kondisinya sudah lebih baik, anggaran itu kini tersedia dan sekarang dilaksanakan," kata Anies.

Baca juga: Antisipasi Banjir, Pemkot Jakarta Pusat Gerebek Lumpur Kali Cideng

"Nah harapannya ini akan bisa mengendalikan sampah untuk tidak masuk ke dalam kota (Jakarta)," ujar Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com