Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Relokasi PKL di Kota Tua Masih Menuai Penolakan

Kompas.com - 28/09/2022, 17:45 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana Pemerintah Kota Jakarta Barat merelokasi pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Kota Tua masih menuai penolakan.

Suku Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah (Sudin PPUKM) Jakarta Barat, Iqbal Idham mengatakan, masih ada pedagang yang tetap berjualan di Jalan Kunir dan Jalan Cengkeh.

"Ada PKL yang bersedia pindah, ada yang menolak dengan tetap berjualan di Jalan Kunir, Jalan Cengkeh, dan lainnya," kata Iqbal, saat dihubungi, Rabu (28/9/2022).

Baca juga: Curhat Pedagang Cendera Mata di Kota Tua, Banjir Rezeki Saat Ada Rombongan Bus Pariwisata

Menurut Iqbal, masih ada 278 pedagang yang berjulan di kawasan pertokoan, sisi utara Kota Tua.

Namun, sebagian besar PKL bersedia pindah ke lokasi binaan di Kota Intan dan bangunan lama milik Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Jarak dua lokasi itu sekitar beberapa ratus meter dengan kawasan Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah.

Iqbal menuturkan, saat ini terdapat 415 pedagang yang mendaftar untuk berjualan di lokasi binaan.

"Sebagian yang berjualan di jalan itu sudah mau masuk lokbin, atau menunggu Gedung Kemenkeu rampung direnovasi. Di Kota Intan sudah ada 415 pedagang yang mendaftar, tapi yang aktif berjualan belum segitu," kata dia.

Iqbal mengatakan, ada sekitar 30 sampai 50 pedagang yang menolak direlokasi dan sempat berunjuk rasa di Balai Kota DKI pada Jumat (23/9/2022). Para pedagang itu menuntut agar bisa tetap berjualan di kawasan Kota Tua.

Baca juga: Cerita Turis Belgia Mengenal Wayang lewat Festival Dalang Anak di Kota Tua

"Klasifikasinya, mereka menolak relokasi ke tempat yang diopsikan, lalu mereka ingin ditempatkan di tempat yang layak dan ramai, dan mereka minta berjualan di Jalan Kali Besar Barat," kata Iqbal.

Terkait hal ini, pemkot masih berdiskusi dengan PKL yang menolak direlokasi. Iqbal berharap, kedua pihak segera mencapai kesepakatan.

"Pemerintah inginnya secepatnya terselesaikan, kami ambil pola diskusi yang diharapkan dapat menimbulkan kesadaran bersama antara masyarakat dan juga PKL. Ini untuk mau memajukan Kota Tua bersama," ungkap Iqbal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com