Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Dua Bocah yang Berbuat Asusila di Empang Kalideres

Kompas.com - 19/10/2022, 06:49 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi masih terus menyelidiki kasus beredarnya video asusila antara dua laki-laki di sebuah empang di kawasan Kalideres, Jakarta Barat.

Video viral itu diunggah akun twitter @kautsarazhr1, pada Minggu (9/10/2022).

Terkini, dua  pelaku asusila itu sudah diamankan kepolisian dan membuat pengakuan di hadapan penyidik. 

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, Kompol Haris Kurniawan, menyebut dua pelaku adalah anak laki-laki yang berusia 12 tahun. 

"Kebetulan masih di bawah umur dua-duanya. Masih berumur 12 tahun," ungkap Haris di Polres Jakarta Barat, Selasa (18/10/2022).

Baca juga: Kasus Asusila di Empang Kalideres, Dua Bocah Observasi Psikologi di RS Kramat Jati

Hal ini sekaligus mematahkan spekulasi warganet yang menyebut asusila itu dilakukan oleh orang dewasa dan anak-anak.

"Keduanya masih bersekolah di sekolah dasar. Keduanya nerupakan teman bermain dan bertetangga," tambah Haris.

Haris mengatakan, saat ini, polisi masih terus mengembangkan kasus tersebut.

Kedua bocah itu kini menjalani observasi psikologi di RS Kramat Jati dan dalam pengawasan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Metro Jakarta Barat.

"Karena ini terkait masalah anak, kita akan terus mendalami dengan dinas terkait. Saat ini baik pelapor maupun terlapor menjalani psychiatricum atau observasi terhadap anak di RS Kramat Jati untuk pendalaman," kata Haris.

Baca juga: Kasus Asusila Bocah di Empang Kalideres, Polisi Duga Video Porno jadi Pemicu

Sempat ada penolakan

Belakangan usai video viral itu, salah satu pelaku asusila melapor ke kepolisian.

Dari hasil pemeriksaan pelapor dan terlapor, diketahui bahwa asusila itu dilakukan tanpa unsur paksaan, meskipun pelapor awalnya sempat menolak.

"Terlapor mengajak melakukan asusila, pelapor sempat menolak. Setelah berkali-kali mengajak, pelapor mau. Menurut pengakuan pelapor, tidak ada ancaman (pemaksaan)," kata Haris.

Baca juga: Kasus Asusila Bocah di Empang Kalideres, Polisi Sebut Salah Satunya Sempat Menolak

Berdasarkan pemeriksaan sementara, terlapor mengaku baru pertama kali melakukan aksi tersebut.

Selain itu, terlapor diduga melakukan aksi tersebut karena sering menonton video adegan dewasa.

"Kalau hasil wawancara, terlapor menyampaikan bahwa sering menonton film dewasa. Sering menonton film dewasa, dan dia mencoba mempraktikan kepada temannya yang lain terkait apa yang dia tonton," jelas Haris.

Lebih jauh, Haris menuturkan bahwa proses pendalaman kasus ini dilakukan dengan sangat hati-hati, mengingat keduanya merupakan anak di bawah umur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com