Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Nyawa Terenggut Imbas Cuaca Ekstrem di Kota Bogor, Warga Diminta Tetap Waspada hingga Akhir Tahun

Kompas.com - 21/10/2022, 18:44 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor mencatat pada Juli-Oktober 2022 ada 439 bencana di Kota Bogor yang disebabkan cuaca ekstrem.

Kepala BPBD Kota Bogor Theofilo Patricinio Freitas menyebut dari Juli hingga 14 Oktober ada 439 bencana sehingga mengakibatkan 9 korban jiwa, 70 luka, dan 746 rumah rusak.

Rincian korban jiwa tersebut terdiri dari 1 orang meninggal akibat longsor di Bogor Barat pada Juli, dan 1 meninggal karena hanyut di Tanah Sareal pada Agustus.

Baca juga: Dalam Sepekan 7 Orang Tewas Terbawa Arus Sungai Saat Hujan Deras di Kabupaten Bogor.

Sementara itu, 2 meninggal karena hanyut di Jalan Dadali dan Tegalega pada Oktober, serta 5 meninggal karena longsor di Gang Kepatihan dan Gang Barjo.

"Berbagai bencana, seperti longsor, banjir, pohon tumbang, dan angin kencang, melanda Kota Bogor sehingga menimbulkan korban jiwa dan luka," ujarnya dalam wawancara dengan Kompas.id, Kamis (12/10/2022).

Warga harus siaga dan waspada

Theo menambahkan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofosika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem masih akan terjadi hingga Maret atau April 2023.

"Rumah di bantaran kali dan di daerah kondisi miring harus siaga dan waspada. Kami pun siap siaga terus,” tegas Theo.

Baca juga: BPBD Jakarta Peringatkan Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ada Potensi Banjir hingga Angin Kencang

Diwawancara secara terpisah Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Hanafi menuturkan, cuaca ekstrem yang masih akan terjadi membuatnya mengeluarkan aturan tanggap darurat bencana di lingkungan sekolah.

Siswa diminta pulang lebih awal

Dalam aturan tersebut, Dinas Pendidikan Kota Bogor mengimbau kepala sekolah untuk memulangkan para pelajar lebih awal ketika kondisi cuaca buruk atau ekstrem.

Selain itu, Pemkot Bogor juga mengimbau untuk mengurangi kegiatan di ruang terbuka.

Baca juga: Koreksi Anggaran Penanganan Banjir Jakarta, Heru: Agar Sinergi dengan Kementerian PUPR

"Ini hanya berlaku saat kondisi cuaca ekstrem. Oleh karena itu, kami terus pantau prediksi perkiraan cuaca dan kondisi langsung di lapangan,” ujar Hanafi.

(Kompas.id: Aguido Adri)

Artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul "Bogor Waspadai Cuaca Ekstrem hingga Akhir Tahun 2022"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com