Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes DKI: Pasien Gangguan Ginjal Akut Banyak yang Meninggal karena Terlambat Terdiagnosis

Kompas.com - 22/10/2022, 21:30 WIB
Zintan Prihatini,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan, gangguan ginjal akut misterius yang terlambat ditangani bisa menyebabkan kefatalan.

Bahkan, penyakit itu berisiko mengakibatkan kematian pada pasien.

"Kami sudah melihat data kasus-kasus di DKI Jakarta keparahan atau meninggal dari gagal ginjal akut ini banyak yang karena terlambat terdiagnosis dan dibawa ke rumah sakit," kata Ngabila dalam webinar, Sabtu (22/10/2022).

Ia menambahkan, pasien anak yang memiliki riwayat pernah meminum paracetamol sirup atau drop juga lebih rentan dibandingkan anak yang tidak diberikan.

Baca juga: Epidemiolog Dorong Pemerintah Tetapkan Status KLB Gangguan Ginjal Akut Misterius

Pasalnya, sirup obat tersebut diduga mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).

"Ketika ginjal rusak karena peradangan baik sementara ataupun permanen itu artinya racun di dalam tubuh tidak bisa dikeluarkan," kata Ngabila.

"Sehingga dalam darah kadarnya tinggi bisa masuk ke dalam paru-paru, jantung, otak yang bisa menyebabkan kematian, makanya ada penurunan kesadaran dan sebagainya," ujarnya lagi.

Ngabila lantas mengingatkan kepada para orangtua untuk memperhatikan gejala awal gangguan ginjal akut.

Di antaranya adalah demam, lemas, gangguan saluran cerna, mual, muntah, gangguan saluran napas, nyeri perut, hingga urine pekat seperti teh.

Baca juga: Epidemiolog Sebut Gangguan Ginjal Akut Misterius Layak Jadi KLB, Ini Pertimbangannya

Menurutnya, intensitas buang air kecil anak pun perlu diperhatikan, jika mengalami perubahan.

Ketika muncul gejala, Ngabila menyarankan agar segera membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat seperti puskesmas maupun rumah sakit.

"Gejala berat itu dia tidak kencing sama sekali, 1-2 hari tidak kencing atau penurunan kesadaran, sesak napas. Ini artinya sudah banyak sekali racunnya dan membutuhkan fasilitas lebih advance seperti cuci darah," ujarnya.

Berdasarkan catatan Dinkes DKI Jakarta dari Januari 2022 hingga 22 Oktober 2022, terdapat 86 kasus gangguan ginjal akut pada anak di ibu kota.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 47 di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

Kasus meninggal dunia akibat gangguan ginjal akut misterius diketahui meningkat, dari sebelumnya 40 kasus per 19 Oktober 2022.

Jumlah pasien yang mengalami penyakit itu juga bertambah dari 71 menjadi 86 kasus pada periode yang sama.

Sementara ini, ada 24 pasien dalam perawatan dan sisanya atau 15 pasien sudah pulih.

Baca juga: Soal Gangguan Ginjal Akut, Jokowi: Pengawasan Industri Obat Harus Diperketat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Gak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Gak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com