Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Penghentian Obat Sirup, Emak-emak di Tangerang Tunda Imunisasi Anak karena Khawatir Demam

Kompas.com - 25/10/2022, 17:59 WIB
Ellyvon Pranita,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Beberapa orangtua berniat menunda imunisasi dasar lengkap untuk anaknya, akibat bingung menyiapkan obat penurun panas jika terjadi demam. 

Salah satu warga Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan Eflin mengatakan, dirinya akan menunda penundaan pemberian imunisasi bagi anaknya karena khawatir anaknya mengalami kejadian ikutan paska imunisasi (KIPI) usai vaksin.

"Ada satu vaksin yang seharusnya bulan ini jadwalnya, tapi saya tunda, karena kadang ada kemungkinan anak demam sesudah vaksin kan," kata Eflin warga Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan kepada Kompas.com, Senin (24/10/2022).

Menurut Eflin, selama pemberian imunisasi dasar anaknya sudah dua kali mengalami demam.

Baca juga: Masih Banyak yang Tetap Percaya Imunisasi meski Ramai Warganet Kaitkan Gagal Ginjal Akut dengan BIAN

Dahulu saat anaknya mengalami KIPI seperti demam usai mendapatkan imunisasi dasar, Eflin cukup memberikan obat sirup agar anaknya sembuh.

Namun kini dia tidak dapat memberikan obat demam tersebut karena khawatir dengan kandungannya. Ia pun sudah membuang semua obat sirup baik yang biasa diberikan untuk anak maupun anggota keluarga lainnya yang dewasa.

"Iya, ditunda dulu lah (imunisasi dasar anak) sampai semua masalah gagal ginjal dan obat-obatan ini jelas,” ucap dia.

Tidak jauh berbeda dengan Eflin, Eli warga Eli salah satu warga di Ciputat, Tangerang Selatan juga terpikir untuk menunda imunisasi untuk anaknya.

Baca juga: Dinkes DKI Karantina Obat Sirup Mengandung Etilen Glikol yang Lebihi Ambang Batas

“Memang belum jadwalnya sih, tapi jadi kepikiran sih soal obatnya kalau misal anak gua demam abis vaksin ya,” kata Eli saat dihubungi terpisah.

Namun dia menegaskan dirinya tidak meragukan manfaat imunisasi untuk sistem kekebalan tubuh anaknya terhadap berbagai jenis penyakit tertentu.

Untuk diketahui, sampai saat ini Kementerian Kesehatan menyebutkan dugaan gangguan ginjal akut misterius diakibatkan oleh keracunan (intoksikasi) etilen glikol baru muncul setelah terjadi kasus serupa di Gambia.

Puluhan anak di negara itu meninggal karena mengonsumsi parasetamol sirup produksi India yang mengandung senyawa etilen glikol (EG).

Sebagai antisipasi meningkatnya kasus gagal ginjal akut misterius pada anak-anak itu, Kemenkes meminta tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair atau sirup.

Selain itu, Kemenkes juga meminta seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair atau sirup kepada masyarakat.

Baca juga: Obat Sirup Disetop Sementara, Emak-emak di Tangsel Ini Buang Stok Obat Lama

Sejumlah merek obat sirup dipastikan aman

Namun, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kemarin sudah menyampaikan, tenaga medis dan fasilitas kesehatan dapat meresepkan lagi 156 obat sirup yang sudah dinyatakan aman dari zat pelarut tambahan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

Megapolitan
7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

Megapolitan
Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang "Itu Jarinya Buntung"

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com