Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resah Ormas Kerap Minta "Jatah", Warga Kosambi: Proyek Pemda Saja Disetop, Apalagi yang Bukan

Kompas.com - 22/11/2022, 18:45 WIB
Ellyvon Pranita,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Hanya karena membangun kandang ayam, warga di Desa Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang ditagih "jatah preman" hingga Rp 1 juta.

Pungutan liar dengan dalih biaya keamanan di daerah tersebut sudah sering kali terjadi.

Tidak hanya pada proyek-proyek swasta, proyek pemerintah dan bangunan pribadi milik warga juga jadi sasaran.

Baca juga: Oknum Ormas di Kosambi Sering Minta Jatah, Warga: Bikin Kandang Ayam Saja Didatangi

"Bangunan rumah saja masih didatangi (diminta uang keamanan). Kandang ayam buat pribadi didatangin," ujar Agus (30) salah satu warga sekitar kepada Kompas.com, Selasa (22/11/2022).

Tindakan premanisme yang dilakukan oknum ormas tersebut telah menghambat pembangunan di Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang.

Contohnya, untuk membangun kandang ayam milik pribadi, warga diminta uang keamanan sebesar Rp 1 juta.

"Sekitar Rp 1 juta (uang untuk jatah keamanan membangun kandang ayam)," ujar Agus.

Baca juga: Pemprov DKI Usul UMP DKI 2023 Naik 5,6 Persen, Setara Rp 4.901.738

Agus mengatakan ada sekitar enam ormas yang beraktivitas di kawasan tersebut. Anggota ormas-ormas itu terdiri dari warga setempat dan warga pendatang.

Warga menduga semua ormas tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain.

"Ormas ini ada 6, oknum itu dari 6 ormas, yang pasti masyarakat sudah resah dengan oknum oknum yang menamakan ormas," ucap dia.

Menurut Agus, warga ingin sekali mengadukan keresahan mereka ini kepada polisi. Namun, niat tersebut urung karena khawatir laporan mereka ditolak. 

Baca juga: PAM Jaya Klaim Krisis Air Bersih di Duri Kosambi Sudah Ditangani

"Sudah lama, kadang-kadang kita juga kan masyarakat mau ngadu ke mana, mau ngadu ke pihak berwajib, ya kadang-kadang kan ibaratnya pihak berwajib juga males ya untuk menindak mereka (oknum ormas tersebut)," tutur dia.

Agus menceritakan, saat ada warga yang berusaha melawan saat dimintai pungli, justru warga itu menerima teror dari oknum ormas tersebut.

Keresahan ini juga disampaikan oleh salah satu tokoh setempat Memed (40).

Selain meresahkan, pemalakan tersebut juga membuat warga malas membangun sesuatu di lingkungan mereka karena takut.

Baca juga: Sidang Pengupahan, Apindo DKI Usul UMP DKI 2023 Naik 2,62 Persen

"Iya bagaimana mereka mau membangun, proyek Pemda aja, proyek negara aja dia berani stop, bagaimana proyek non-Pemda," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com