JAKARTA, KOMPAS.com - Ada beberapa faktor yang menyebabkan 19 anak di bawah lima tahun (balita) warga Kelurahan Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mengalami gizi buruk.
Lurah Pejaten Barat, Asep Ahmad Umar, mengatakan salah satu penyebab sejumlah balita menderita gizi buruk adalah faktor ekonomi keluarganya.
"Iya rata-rata hampir dari mereka penyebab karena faktor ekonomi yang minim," kata Asep saat dihubungi, Selasa (3/1/2023).
Baca juga: 19 Balita di Jakarta Selatan Menderita Gizi Buruk dan Penyakit Penyerta, Ada yang Meninggal Dunia
Faktor lainnya yakni pola asuh para orangtua yang dinilai belum memahami cara yang tepat mengurus anak.
"Kedua dikarenakan pola asuh yang salah dari para orangtua. Karena ada juga beberapa orangtua yang masih muda. Belum mengerti cara urus anak," kata Asep.
Dengan demikian, para orangtua dari balita yang menderita gizi buruk tersebut diberikan edukasi oleh petugas kelurahan dan puskesmas Pejaten Barat.
Edukasi tersebut diberikan melalui program penanganan yang dilakukan setiap hari Selasa yang dimulai sejak 4 Oktober 2022.
Baca juga: Hari Anak Nasional, Anggota DPR Sebut Covid-19 hingga Gizi Buruk Jadi PR Pemerintah
Program itu dengan mendatangkan dokter anak dan spesialis gizi untuk memeriksa sejumlah anak yang menderita gizi buruk.
"Kami program per minggu setiap hari Selasa kita hadirkan dokter spesialis anak, kita rujuk ke runah sakit bersama dengan puskesmas ketika anak itu harus menjalani pemeriksaan mantuk," ucap Asep.
Sejumlah balita yang menderita gizi buruk itu diketahui berdasarkan hasil identifikasi oleh petugas kelurahan dan puskesmas Pejaten Barat pada September 2022.
Dari 19 balita yang mengalami gizi buruk itu, satu di antaranya meninggal dunia setelah mendapatkan penanganan medis di beberapa rumah sakit di Jakarta Selatan.
Baca juga: Menteri Investasi Temui Heru Budi, Bahas Percepatan Izin Usaha
Asep menegaskan, penyebab satu balita yang meninggal dunia itu diduga bukan karena gizi buruk yang dideritanya, melainkan adanya penyakit penyerta.
"Kemaren kita ada 19 anak, meninggal dunia satu meninggal karena penyakit penyerta atau penyakit lain. Bayi itu lahir tidak memiliki anus," kata Asep.
"Bukan (karena gizi buruk yang dideritanya). Karena memang ada hal lain," kata Asep yang kembali menegaskan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.