Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dendam Jadi Motif Duloh Racuni Ujang, Tetangga yang Lolos dari Pembunuhan Berantai Wowon dkk

Kompas.com - 03/02/2023, 09:24 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Solihin alias Duloh, sang eksekutor pembunuhan berantai di Cianjur dan Bekasi mengaku sempat mengincar Ujang Zaenal Mustofa (54), sebagai target.

Ujang merupakan tetangga Duloh yang mana rumah keduanya berada tak jauh satu sama lain. Ia merupakan warga Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Cianjur, Jawa Barat,

Untungnya, Ujang masih bisa selamat setelah ia sempat meminum kopi saset beracun yang ditaruh di etalase warungnya, Jumat (13/1/2023).

Berdasarkan pengakuan Duloh, motif rencana pembunuhan terhadap Ujang karena dendam. Menurut Duloh, Ujang dibunuh karena dianggap sebagai musuh.

Baca juga: Penyesalan Dede Solehudin, Bertahun-tahun Ditipu Wowon hingga Rela Membunuh dan Minum Kopi Beracun

"Alasannya (bermusuhan), dia menitip beli pasir di rumah saya di depan. Sampai dua bulan, tiga bulan, ke empat bulan ngebangun (rumah) beres, kan ada sisanya," tutur Duloh, kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (2/2/2023).

"Nah saya bilang suruh beresin sama si Ujang itu. Dia nggak ngomong-ngomong, sama istri saya apalagi sama saya," lanjut Duloh.

Sejak kejadian itu, Duloh mengatakan keduanya tak bertegur sapa. Melihat situasi itu, kata Duloh, Wowon yang menyamar sebagai Aki Banyu menanyakan Ujang yang dianggap musuh itu.

"Bilang si Aki Banyu itu, 'kamu kan punya musuh katanya?' Iya, punya, Ki. Di dekat rumah saya yang punya warung," tutur Duloh saat menceritakan keresahannya pada Aki Banyu alias Wowon.

Pada saat itu, Ujang meminum kopi saset yang sengaja ditaruh oleh Duloh. Setelah menyesap kopi itu, Ujang pingsan dan mulutnya mengeluarkan busa.

Baca juga: Kesaksian Tetangga “Serial Killer” yang Diduga Turut Diracun hingga Berhasil Lolos dari Maut

Saat diracun dengan kopi saset beracun, awalnya Ujang tidak mengetahui bahwa kopi yang ia minum ternyata beracun. Ia menemukan bungkus kopi hitam di etalase warung rumahnya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan bahwa rencana pembunuhan Ujang dilakukan oleh Wowon cs dkk untuk membuang sial.

Hal itu dilakukan para tersangka karena aksi pembunuhan satu keluarga di Bekasi, Jawa Barat, tidak berjalan mulus.

"Alasannya untuk membuang sial pascakejadian pembunuhan Bekasi dengan cara membunuh orang yang bermusuhan dengan sang eksekutor," kata Trunoyudo, Minggu (22/1/2023).

Sebagai informasi, penipuan dan pembunuhan berantai yang dilakukan Wowon dkk terungkap setelah satu keluarga ditemukan tergeletak lemas di rumah kontrakan daerah Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi.

Baca juga: Suruh Solihin Bunuh Anaknya di Bekasi, Wowon: Diracun Juga, Cuma Sedikit

Para korban di Bekasi diracun karena mengetahui penipuan dan pembunuhan yang sebelumnya dilakukan Wowon Erawan alias Aki (60), bersama M Dede Solehudin (35), dan Solihin alias Duloh (64) di Cianjur.

Saat menyelidiki korban yang keracunan itulah, polisi menemukan fakta bahwa pelaku adalah komplotan pembunuh berantai yang sudah melakukan serangkaian penipuan dan pembunuhan.

Pelaku menipu para korban dengan modus mengaku memiliki kemampuan supranatural untuk memberikan kesuksesan dan kekayaan.

Para korban yang telah menyerahkan sejumlah uang kepada pelaku, kemudian menagih janji kesuksesan dan kekayaan tersebut. Saat itulah para korban dihabisi.

Kini, Wowon, Solihin, dan Dede telah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka sementara ini dijerat menggunakan Pasal 340 juncto Pasal 338 dan 339 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) terkait pembunuhan berencana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com