Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusun Pangudi Luhur Khusus untuk Tunawisma, Mensos Risma: Kalau Dipindahtangankan, Tak Boleh Lagi Tinggal di Sana

Kompas.com - 10/02/2023, 14:24 WIB
Joy Andre,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini menegaskan, penghuni Rusun Sentra Pangudi Luhur yang terletak di Jalan HM Joyomartono, Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi tak boleh menyewakan unitnya.

Sebab, rusun itu memang diperuntukkan bagi tunawisma dan pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS) dengan biaya yang sangat murah yakni hanya Rp 10.000 per bulan.

"Kami khawatir kalau dipindahtangankan, mereka diimingi-imingi uang yang besar. Sehingga mereka tertarik dan menyewakan rusun yang seharusnya mereka tempati," ujar Risma usai peresmian rusun, Jumat (10/2/2023).

Untuk mencegah hal tersebut, penghuni rusun pun diminta untuk menandatangani perjanjian secara tertulis sebelum mereka menempati rusunnya.

Baca juga: Tuna Wisma Penghuni Rusun Pangudi Luhur Dikenakan Biaya Sewa Rp 10.000 per Bulan

Jika terbukti menyewakan, hak penghuni akan dicabut.

"Kalau memang terbukti dipindahtangankan, maka nanti akan kami cabut haknya untuk tidak boleh lagi tinggal di sana (di rusun)," tegas Risma.

Selain perjanjian tak boleh memindahtangankan, penghuni rusun juga wajib untuk pindah, apabila sudah mempunyai hidup yang lebih layak.

"Setelah mereka keluar dan hidup layak, rusun itu pun bisa digunakan kembali untuk mereka yang lebih membutuhkan," ungkap Risma.

Sebagai informasi, Rusun Sentra Pangudi Luhur sudah diresmikan pada Jumat (10/2/2023) dan bisa langsung ditempati untuk para tunawisma dan PPKS yang telah terdaftar.

Pembangunan hunian vertikal ini menelan biaya Rp 34,5 miliar dan dimulai sejak tahun 2021 lalu. Setelah pembangunan selama dua tahun, rusun itu dinyatakan telah siap huni.

Baca juga: Diresmikan, Rusun Pangudi Luhur di Bekasi Jadi Tempat Tinggal Tunawisma

Bangunan setinggi 5 lantai itu sendiri berisikan 93 unit dan dapat menampung 362 orang.

Dari 93 unit, ada 88 unit hunian regular dan 5 unit untuk difabel.

Setiap unitnya sudah dilengkapi dengan satu kamar tidur, satu kamar mandi dan dapur. Di dalam masing-masing unit, fasilitas seperti meja makan, dapur, tempat tidur tingkat, dan listrik sudah tersedia dan siap untuk dihuni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com