Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuh Adik Ipar di Beji Depok Ternyata Residivis Kasus Narkoba

Kompas.com - 18/02/2023, 16:44 WIB
M Chaerul Halim,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pria berinisial MJ (47), pelaku yang menusuk adik iparnya berinisial JS (38) hingga tewas, ternyata seorang residivis.

Kepala Kepolisian Resor Metro Depok, Kombes Ahmad Fuady mengatakan, MJ pernah ditahan sebanyak dua kali di rumah tahanan Pandeglang, Banten dan lembaga pemasyarakatan (Lapas) Pondok Rajeg, Cibinong, Kabupaten Bogo.

"Pelaku juga merupakan residivis yang sudah dua kali ditahan di lapas dalam perkara narkoba," kata Fuady kepada wartawan, Sabtu (18/2/2023).

Baca juga: Polisi Tangkap Pelaku yang Tusuk Adik Ipar hingga Tewas di Beji Depok

MJ dua kali mendekam di jeruji besi karena terjerat dalam kasus narkoba.

"Kasusnya dua-duanya narkoba," ujar dia.

Terkini, MJ kembali berhadapan dengan hukum lantaran telah membunuh adik iparnya di Beji, Depok.

Ia dijerat pasal 338 KUHP juncto pasal 351 ayat 3 tentang pembunuhan, dengan ancaman pidana maksimal 15 tahun penjara.

Fuady mengatakan bahwa penusukan didasari rasa kesal MJ yang memuncak setelah dia dilarang bertemu dengan istrinya di rumah mertua.

"Motifnya adalah tersangka itu tidak terima karena tidak diizinkan bertemu dengan istrinya," kata Fuady.

Baca juga: Motif Penusukan Adik Ipar hingga Tewas di Beji, Pelaku Kesal Dilarang Temui Istrinya

Sebelum penusukan itu, Fuady mengatakan, MJ sudah cekcok dengan JS dan adik lainnya berinisial RY saat di rumah mertua mereka di kawasan Beji, Depok.

Karena tak dapat mengontrol emosinya, MJ kemudian mengambil pisau yang tergeletak di pot dekat rumah mertuanya dan langsung menikam kedua adik iparnya

Akibat penikaman tersebut, JS dinyatakan meninggal dunia, sedangkan RY selamat setelah mendapatkan penanganan medis.

"Tersangka menusukkan pisau kepada saksi (RY) dan korban (JS) yang mengenai paha sebelah kiri bagian belakang, sehingga mengakibatkan korban meninggal dunia," kata Fuady.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com