Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Diminta Pastikan Sejauh Apa Pengaruh Shane Lukas dan AG kepada Mario sampai Pukuli D

Kompas.com - 07/03/2023, 17:35 WIB
Ellyvon Pranita,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Sosiolog Universitas Gadjah Mada, A.B Widyanta mengatakan, para tersangka tindak kekerasan sangat mungkin saling memengaruhi sehingga mengakibatkan kekerasan itu terjadi.

Hal ini disampaikan oleh pria yang akrab disapa Abe terkait kasus penganiayaan Mario Dandy Satrio, putra Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jakarta Selatan II Rafael Alun Trisambodo.

Mario telah melakukan penganiayaan terhadap seorang remaja lainnya bernama David (19), sampai korban harus dirawat di rumah sakit dan mengalami koma.

"Saat ini kan ada tersangka-tersangka baru dalam kasus ini, tetapi saya tidak tahu, apakah keterlibatan tersangka-tersangka baru itu ternyata ikut ambil bagian untuk membikin pengaruh bagi pelaku yang melakukan pemukulan," ujar Abe kepada Kompas.com, Selasa (7/3/2023).

Baca juga: Jenguk D yang Dianiaya Mario, Kapolda Metro Bawa Bunga dan Parsel Buah

Ia menjelaskan, keterlibatan tersangka-tersangka baru itu perlu diperdalami lebih lanjut, untuk dapat menegakkan hipotesis dari narasi-narasi yang beredar. 

Salah satunya mengenai benar atau tidak para tersangka telah mengompori atau mendorong pelaku untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap korban.

Adapun, tersangka lain dalam kasus ini adalah Shane Lukas yang merupakan teman Mario.

Sementara itu, pacar Mario berinisial AG juga telah ditetapkan sebagai pelaku.

Selain itu, kata Abe, kekerasan yang dilakukan Mario bisa jadi juga menjadi ajang menunjukkan kegagahan dirinya.

"Barangkali itu (kekerasan) itu sebagai sesuatu yang menantang atau ada maskulinitas," kata dia.

"Kalau saya menyebutnya kekerasan itu dekat dengan adanya maskulinitas. Maka superior dari maskulinitas itu dipakai untuk melakukan kekerasan terhadap temannya, atau terhadap orang lain," tambah dia.

Baca juga: LPSK Putuskan Lindungi D Korban Penganiayaan Mario Dandy Satrio

Dengan begitu, kata dia, para pelaku atau tersangka tindak kekerasan sama seperti melakukan eksibisionis yang seharusnya tidak layak di publik.

Akan tetapi, dengan adanya maskulinitas, mereka merasa bahwa perlu melakukan tindak kekerasan itu dan tertantang untuk melakukannya.

Terlebih lagi, dengan adanya dorongan dari tontonan di sosial media, juga bisa menambah keinginan atau kemauan kuat mereka untuk melakukan tindak kekerasan terhadap orang lain.

"Jadi dia terstimulasi, dia tertantang untuk melakukan (kekerasan) untuk mendapatkan atensi," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dishub Kota Bogor Lakukan Pengalihan Arus Lalin Saat Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542 Hari Ini

Dishub Kota Bogor Lakukan Pengalihan Arus Lalin Saat Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542 Hari Ini

Megapolitan
Mau Datang ke Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542, Cek di Sini 8 Kantong Parkirnya

Mau Datang ke Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542, Cek di Sini 8 Kantong Parkirnya

Megapolitan
Kuasa Hukum dan Keluarga Pegi Kecewa Tak Diundang Polisi ke Pra-rekonstruksi

Kuasa Hukum dan Keluarga Pegi Kecewa Tak Diundang Polisi ke Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Kuasa Hukum Bantah Pegi Pakai Nama Samaran “Robi’ dan “Perong”

Kuasa Hukum Bantah Pegi Pakai Nama Samaran “Robi’ dan “Perong”

Megapolitan
Kaesang Pangarep dan Istrinya ke Tangerang, Nonton 'Baku Hantam Championship'

Kaesang Pangarep dan Istrinya ke Tangerang, Nonton "Baku Hantam Championship"

Megapolitan
Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com