Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPR Sebut KRL Semrawut Hanya Saat Lebaran, Penumpang KRL: Setiap Hari Penuh!

Kompas.com - 28/03/2023, 21:43 WIB
Zintan Prihatini,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nure (22), salah satu pengguna KRL Jabodetabek, menyesalkan pernyataan Anggota Komisi VI DPR RI Evita Nursanty yang menyebut bahwa KRL hanya semrawut saat momen tertentu seperti Lebaran.

Menurut Nure, pernyataan anggota Fraksi PDI-P itu sangat berbeda dengan realitas di lapangan. 

Sebagai pengguna setia KRL, Nure tahu betul kesemrawutan di dalam KRL terjadi di setiap harinya, terutama saat jam sibuk.

"Lebih tepatnya KRL setiap hari penuh, enggak harus Lebaran. Setiap hari penuh," ujar Nure saat ditemui di dalam KRL tujuan Tanah Abang-Rangkasbitung, Selasa (28/3/2023).

Baca juga: Dear Bu Anggota DPR, Begini Loh Chaos-nya Situasi KRL Saat Jam Pulang Kerja

Dengan kondisi itu, menurut Nure, seharusnya pemerintah memang menambah jumlah kereta untuk mengurai kepadatan penumpang.

Dia sangat menyayangkan pernyataan anggota DPR yang menolak impor gerbong kereta, padahal tidak tahu kondisi sebenarnya.

"Entah itu dia salah ngomong maksudnya kereta jarak jauh atau KRL. Kalau memang pendapatnya dia bilang KRL, jujur, dari saya kalau mau ditambahin KRL-nya," jelas Nure.

Selain itu, dia juga berharap agar pihak terkait dapat menambah waktu keberangkatan.

"Kalau mau ditambahin gerbong, selain itu bisa juga kereta waktu kedatangannya ditambah, terutama jam berangkat kerja," papar Nure.

Minimal, ujar Nure, setiap lima menit sekali tersedia kereta yang siap mengangkut penumpang. Pasalnya, di waktu sibuk penumpang cenderung membludak.

"Toh pemerintah minta masyarakat beralih ke transportasi umum. Jadi harus didukung dong," ucap dia.

Baca juga: Momen Anggota DPR Sebut KRL Hanya Semrawut Saat Lebaran dan Tahun Baru...

Anggota DPR RI Komisi VI dari Fraksi PDI Perjuangan Evi Nursanty menyampaikan pandangannya terkait rencana impor gerbong kereta bekasTwitter/@PolJokesID Anggota DPR RI Komisi VI dari Fraksi PDI Perjuangan Evi Nursanty menyampaikan pandangannya terkait rencana impor gerbong kereta bekas

Pernyataan anggota DPR Evita Nursanty menjadi sorotan warganet usai videonya soal rencana impor gerbong kereta bekas dari Jepang viral di media sosial.

Dalam video itu, Evitata menolak impor kereta bekas Jepang sebagai tambahan armada KRL Jabodetabek.

Penolakan itu disampaikan dalam rapat dengan PT KAI, PT KCI, dan PT INKA pada Senin (27/3/2023).

"Sekarang apakah kita chaos? Kalau kita tidak impor ini barang apakah kita chaos?" ungkap Evita, seperti dikutip dari tayangan di YouTube TV Parlemen, Senin.

"Kita kan biasanya chaos itu di tahun baru, kita biasanya chaos itu kan di Lebaran, ini kan sudah lewat semua ke-chaos-an kita. Apakah ini suatu urgensi kalau kita tidak impor chaos? Nah, itu juga menjadi pertanyaan bagi saya," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com