Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangisan Adik Nenek yang Tinggal di Tumpukan Sampah, Berkali-kali Ditolak Tinggal Bersama

Kompas.com - 06/04/2023, 16:29 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Adik Sulih Warti (75), Sulih Tiyowati menceritakan tentang kepeduliannya kepada kakaknya yang hidup belasan tahun terakhir atas tumpukan sampah di rumahnya.

Untuk diketahui, rumah Tiyowati dan Warti sangat berdekatan. Jaraknya hanya satu meter. Tetapi, kediaman Tiyowati sangat berbeda dengan Warti yang 80 persen dipenuhi sampah.

"Kalau saya ini, 'Bude bawa apa? Kok ambil sampah' marah dia. 'Untuk apa sampah? Kotor, bikin sarang penyakit', 'itu karena kotor Bude. Jangan membakar sampah, jangan ambil sampah. Seandainya bude ingin dijual, ambil saja botol bekas, jangan yang lain'," ungkap Tiyowati kepada Kompas.com, Rabu (5/4/2023).

"Marah dia, saya dimaki-maki. 'Memang kamu bisa membahagiakan saya? Kasih sepenuhnya? Kamu kan kasih cuma sekadar'. Ya saya keterbatasan saya juga. Karena kan yang diurus bukan Bude Sulih Warti saja," ucap Tiyowati melanjutkan.

Baca juga: Nenek 75 Tahun Bertahan Hidup di Atas Tumpukan Sampah, Setiap Hari Diberi Makan Sang Adik

Sebagai adik, Tiyowati sudah berupaya memberikan perhatian penuh kepada Warti meski dianggap kakaknya tidak peduli.

"Kalau Lebaran, saya beliin baju. Nanti dipakai sekali, entah ke mana, entah dibuang. Saya memperhatikan, ya sebatas kemampuan saya," kata Tiyowati yang seketika menangis.

Prinsip Tiyowati, kebahagiaan keluarga dan saudara merupakan hal yang utama dan dia akan memperjuangkan semampunya.

Lalu pertanyaannya, kenapa Warti tidak tinggal dengan Tiyowati?

Bukan tidak mengajak, Tiyowati sudah menyerukan kepada Warti berkali-kali. Tetapi, memang kakaknya itu menolak.

"Iya (ajak berkali-kali). Cuma dia enggak mau. Bahkan, saya bilang, 'kalau enggak mau (tidur) di dalam, di teras saja'. Nah, dia enggak mau. Masuk lagi situ (rumah bertumpuk sampah), tidur," katanya.

Baca juga: Bagini Awal Mula Sulih Warti Kumpulkan Sampah hingga Menumpuk di Semua Ruangan Rumah

Rumah bertumpuk sampah

Kondisi salah satu rumah di Kompleks Deperla Blok H.10, RT 007/RW 14, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara yang ditinggali Sulih Warti (75) terlihat memprihatinkan.

Pasalnya, hampir 80 persen bagian rumah tersebut dipenuhi berbagai macam sampah, mulai dari kering hingga basah.

Sulih Warti yang merupakan anak ketujuh dari sepuluh bersaudara itu sudah tinggal di rumah tersebut tanpa aliran listrik dan air sejak belasan tahun terakhir.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, sampah-sampah benar-benar memenuhi hampir seisi rumah.

Bahkan, pintu depan rumah tersebut juga sudah banyak tumpukan sampah sehingga harus merayap untuk memasukinya.

Baca juga: Sulih Warti Belasan Tahun Hidup di Atas Tumpukan Sampah, Tidur Bersama Tikus dan Belatung

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

Megapolitan
Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Megapolitan
Casis Bintara yang Diserang Begal di Kebon Jeruk Diterima Jadi Anggota Polri

Casis Bintara yang Diserang Begal di Kebon Jeruk Diterima Jadi Anggota Polri

Megapolitan
5 Orang Terlibat Kasus Begal Casis Bintara di Jakbar, Ini Peran Masing-masing

5 Orang Terlibat Kasus Begal Casis Bintara di Jakbar, Ini Peran Masing-masing

Megapolitan
Jadi Penadah Pelek Ban Mobil Hasil Curian, Sumihar Terancam 4 Tahun Penjara

Jadi Penadah Pelek Ban Mobil Hasil Curian, Sumihar Terancam 4 Tahun Penjara

Megapolitan
Pencuri Ban Mobil Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Polisi: Kurang Pengawasan

Pencuri Ban Mobil Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Polisi: Kurang Pengawasan

Megapolitan
Dibantu Hotman Paris, Keluarga Vina Cirebon Tuntut Keadilan atas Kasus Pembunuhan

Dibantu Hotman Paris, Keluarga Vina Cirebon Tuntut Keadilan atas Kasus Pembunuhan

Megapolitan
Dosen Hukum Ini Bantah Ditunjuk Langsung Anwar Usman sebagai Ahli untuk Lawan MK di PTUN

Dosen Hukum Ini Bantah Ditunjuk Langsung Anwar Usman sebagai Ahli untuk Lawan MK di PTUN

Megapolitan
Pencurian Mobil di Bogor Direncanakan Matang, Pelaku Intai Mobil Korban Selama 2 Bulan

Pencurian Mobil di Bogor Direncanakan Matang, Pelaku Intai Mobil Korban Selama 2 Bulan

Megapolitan
5 Begal yang Rampas Motor Milik Calon Siswa Bintara Sudah Berulang Kali Beraksi

5 Begal yang Rampas Motor Milik Calon Siswa Bintara Sudah Berulang Kali Beraksi

Megapolitan
Dosen Hukum Laporkan Pria yang Adukan Pelanggaran Etik Anwar Usman, Diduga Cemarkan Nama Baik

Dosen Hukum Laporkan Pria yang Adukan Pelanggaran Etik Anwar Usman, Diduga Cemarkan Nama Baik

Megapolitan
KPU Lantik 60 PPK untuk Kawal Pilkada Bekasi 2024

KPU Lantik 60 PPK untuk Kawal Pilkada Bekasi 2024

Megapolitan
Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Pelaku Pereteli 3 Ban Mobil dalam 20 Menit

Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Pelaku Pereteli 3 Ban Mobil dalam 20 Menit

Megapolitan
Cerita Fransiskus Asal Flores, Rela Cuti Kuliah demi Jadi Taruna STIP

Cerita Fransiskus Asal Flores, Rela Cuti Kuliah demi Jadi Taruna STIP

Megapolitan
Pemprov DKI Larang 'Study Tour', Korbankan Pengalaman Anak

Pemprov DKI Larang "Study Tour", Korbankan Pengalaman Anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com