Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nenek 75 Tahun Bertahan Hidup di Atas Tumpukan Sampah, Setiap Hari Diberi Makan Sang Adik

Kompas.com - 06/04/2023, 14:03 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sulih Warti, nenek berusia 75 tahun, telah hidup di atas tumpukan sampah di rumahnya selama belasan tahun terakhir. 

Dalam kesehariannya, Warti tidur hanya beralaskan potongan kardus dengan bantal boneka di atas tumpukan sampah.

Adik Warti, Sulih Tiyowati (66), selalu memberikan makanan kepada sang kakak setiap harinya. Pasalnya, rumah Tiyowati tepat di seberang rumah Warti yang bertumpuk sampah.

"(Sampah yang dikumpulkan) sebagian dibakar, sebagian yang bisa dijual, ya dijual. Katanya, 'Saya kalau enggak mengumpulkan sampah, saya pengin jajan atau pengin sesuatu, itu dari mana?" kata Tiyowati saat ditemui Kompas.com pada Rabu (5/4/2023).

Baca juga: Sulih Warti Belasan Tahun Hidup di Atas Tumpukan Sampah, Depresi Usai Suami Meninggal

"Padahal, itu makan dari saya (setiap hari). Mungkin, enggak cocok masakannya atau apa. Kan dia enggak punya gigi, masakannya harus lembut. Kalau keras, marah dia," ucapTiyowati.

Lalu pertanyaannya, kenapa Warti tidak tinggal dengan Tiyowati?

Bukan tidak mengajak, Tiyowati sudah menyerukan kepada Warti berkali-kali. Tetapi, kakaknya itu selalu menolak.

"Iya (ajak berkali-kali). Cuma dia enggak mau. Bahkan, saya bilang, 'Kalau enggak mau (tidur) di dalam, di teras saja'. Nah, dia enggak mau. Masuk lagi situ (rumah bertumpuk sampah), tidur," katanya.

 

Rumah bertumpuk sampah

Kondisi salah satu rumah di Kompleks Deperla Blok H 10, RT 007 RW 14, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, yang ditinggali Sulih Warti (75) terlihat memprihatinkan.

Pasalnya, hampir 80 persen bagian rumah tersebut dipenuhi berbagai macam sampah, mulai dari kering hingga basah.

Baca juga: Bagini Awal Mula Sulih Warti Kumpulkan Sampah hingga Menumpuk di Semua Ruangan Rumah

Sulih Warti yang merupakan anak ketujuh dari 10 bersaudara itu sudah tinggal di rumah tersebut tanpa aliran listrik dan air sejak belasan tahun terakhir.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, sampah-sampah benar-benar memenuhi hampir seisi rumah.

Bahkan, pintu depan rumah tersebut juga sudah banyak tumpukan sampah. Harus merayap untuk memasukinya.

Setiba di ruangan utama, posisi badan harus menunduk agar tidak mengenai plafon rumah. Rasanya sangat sulit untuk memindahkan kaki karena pijakan tidak rata.

Tembok rumah dengan cat hijau tampak terkelupas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Lapak di Duren Sawit Terbakar, Diduga akibat Pembakaran Barang Bekas

Lapak di Duren Sawit Terbakar, Diduga akibat Pembakaran Barang Bekas

Megapolitan
Bandit yang Lukai Pengendara Motor di Bekasi Ditangkap Orangtua Korban

Bandit yang Lukai Pengendara Motor di Bekasi Ditangkap Orangtua Korban

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Hendak Masturbasi di Bus Transjakarta

Seorang Pria Diduga Hendak Masturbasi di Bus Transjakarta

Megapolitan
Tidak Undang Capres-Cawapres ke Munajat 212, Novel Bamukmin: Kami Tidak Ingin Dicampurkan Urusan Politik

Tidak Undang Capres-Cawapres ke Munajat 212, Novel Bamukmin: Kami Tidak Ingin Dicampurkan Urusan Politik

Megapolitan
Todong dan Lukai Pengendara Motor di Bekasi, Seorang Bandit Ditangkap Warga

Todong dan Lukai Pengendara Motor di Bekasi, Seorang Bandit Ditangkap Warga

Megapolitan
Aksi Munajat Kubro 212 Selesai, Massa Tinggalkan Area Monas

Aksi Munajat Kubro 212 Selesai, Massa Tinggalkan Area Monas

Megapolitan
Cerita Asep Berangkat dari Cirebon demi Hadiri Munajat 212 di Monas

Cerita Asep Berangkat dari Cirebon demi Hadiri Munajat 212 di Monas

Megapolitan
Kesaksian Kerabat Perempuan yang Gantung Diri di Cipinang: Korban Sempat Main HP Sebelum Tewas

Kesaksian Kerabat Perempuan yang Gantung Diri di Cipinang: Korban Sempat Main HP Sebelum Tewas

Megapolitan
Pesan Rizieq Shihab: Pemilu 2024 Wajib Digelar Jujur, Adil, dan Damai Sesuai Amanat Konstitusi

Pesan Rizieq Shihab: Pemilu 2024 Wajib Digelar Jujur, Adil, dan Damai Sesuai Amanat Konstitusi

Megapolitan
Suplai Air Bermasalah, Warga Cililitan Terpaksa Beli Galon Isi Ulang dan Tampung Hujan

Suplai Air Bermasalah, Warga Cililitan Terpaksa Beli Galon Isi Ulang dan Tampung Hujan

Megapolitan
Warga Cililitan Keluhkan Air Hanya Mengalir 2 Jam Dalam Sehari

Warga Cililitan Keluhkan Air Hanya Mengalir 2 Jam Dalam Sehari

Megapolitan
Air PAM Bermasalah Sebulan, Warga Cililitan: Sudah Bayar tapi Layanan Begini!

Air PAM Bermasalah Sebulan, Warga Cililitan: Sudah Bayar tapi Layanan Begini!

Megapolitan
Isi Surat Rizieq Shihab dalam Munajat 212: Terima Kasih Menlu Retno, Berani Hantam Israel di Forum PBB

Isi Surat Rizieq Shihab dalam Munajat 212: Terima Kasih Menlu Retno, Berani Hantam Israel di Forum PBB

Megapolitan
Surat Riziq Shihab Dibacakan dalam Munajat 212 di Monas, Minta Maaf Tak Bisa Hadir

Surat Riziq Shihab Dibacakan dalam Munajat 212 di Monas, Minta Maaf Tak Bisa Hadir

Megapolitan
Kondisi RS Indonesia di Gaza Diungkap Saat Munajat 212: Jalan Masuk Dihancurkan dan Genset Ditembak

Kondisi RS Indonesia di Gaza Diungkap Saat Munajat 212: Jalan Masuk Dihancurkan dan Genset Ditembak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com