Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulih Warti Belasan Tahun Hidup di Atas Tumpukan Sampah, Depresi Usai Suami Meninggal

Kompas.com - 06/04/2023, 06:16 WIB
Baharudin Al Farisi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Adik Sulih Warti (75), Sulih Tiyowati (66), mengungkapkan bahwa sang kakak mengalami depresi setelah suaminya meninggal dunia beberapa tahun silam.

Sebagai informasi, Sulih Warti merupakan perempuan lansia yang tinggal di rumah penuh sampah di Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara.

“Dia itu depresi sejak meninggalnya suaminya. Kalau diceritakan, sedih juga,” ungkap Sulih Tiyowati saat ditemui Kompas.com pada Rabu (5/4/2023).

Baca juga: Kisah Sulih Warti, Lansia di Koja yang Belasan Tahun Hidup di Rumah Penuh Sampah

Sulih Tiyowati tidak mengetahui penyebab suami kakaknya meninggal dunia.

Saat menerima kabar kakak iparnya meninggal dunia, Sulih Tiyowati bersama saudaranya yang lain turut menemani Sulih Warti untuk mengantarkan suami sang kakak ke peristirahatan terakhir.

Seusai pemakaman, Sulih Tiyowati bersama Sulih Warti kembali ke rumah yang ditinggali kakaknya itu dengan sang suami di kawasan Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur.

“Baru sampai di rumah, anak tirinya (Sulih Warti) atau anak kandung abah itu bawa golok sambil bilang, 'Jangan bawa harta abah saya', seakan kami datang itu untuk mengambil harta,” ucap Sulih Tiyowati.

Baca juga: Sulih Warti Belasan Tahun Hidup di Atas Tumpukan Sampah, Tidur Bersama Tikus dan Belatung

Lantas, Sulih Tiyowati menjelaskan kepada keponakan sambungnya itu bahwa maksud kedatangan keluarga untuk memberikan semangat kepada Sulih Warti sekaligus berduka cita atas meninggalnya abah.

Setelah kejadian tersebut, Sulih Warti disebut diusir oleh anak tirinya. Karena kasihan kepada kakaknya, Sulih Tiyowati membawa Sulih Warti ke rumah saudaranya yang lain di Cilincing, Jakarta Utara.

“Di situ (rumah Cilincing), dia mungkin, 'Saya enggak ada suami, enggak kerja', jadi dia mungkin stresnya mulainya di situ. Kayak begini, sampah-sampah begini. Di rumah adiknya itu (di Cilincing) kumpulkan sampah-sampah, dia enggak jual, (tapi) dibakar,” ungkap Sulih Tiyowati.

Baca juga: Polisi Gerebek Rumah Mewah di Duren Sawit, Warga Kaget Ternyata di Dalamnya Ada 20 Orang Diduga WNA

Bahkan, saking seringnya membakar sambah, Sulih Warti sempat ditegur oleh warga setempat karena asapnya mengganggu permukiman.

“Karena dia membakar sampah itu, dia ketiduran atau apa, terbakarlah atap rumah (di Cilincing), kebakaran,” ucap Sulih Tiyowati.

Beruntung, pada saat itu warga sekitar dengan sigap bergotong-royong memadamkan api sehingga rumah di Cilincing tidak semuanya ludes terbakar.

Mengenai dugaan depresi ini, Sulih Warti sempat dibawa oleh keluarga Sulih Tiyowati ke dokter kejiwaan.

“Pernah berobat ke dokter kejiwaan, dibilang enggak gila, tapi hanya stres. Karena dia tahu uang, mengaji pintar,” tutur Sulih Tiyowati.

Baca juga: Pemprov DKI Sudah Wajibkan Pemilik Mobil Punya Garasi, tapi Keributan Rebutan Parkir di Badan Jalan Terus Berulang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com