Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Sopir Bus Terminal Kalideres, Penumpang pada Masa Libur Lebaran Sepi sejak Pandemi

Kompas.com - 11/04/2023, 16:37 WIB
Zintan Prihatini,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian besar sopir bus antarkota antar provinsi (AKAP) di Terminal Kalideres, Jakarta Barat "gigit jari" karena sepinya penumpang menuju Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah.

Kondisi ini rupanya telah berlangsung sejak pandemi Covid-19, sehingga membuat sopir bus harus memutar otak untuk bertahan hidup di Ibu Kota.

Suroto (51) sopir bus PO Jaya jurusan Kalideres-Ponorogo mengaku pendapatannya menurun sejak pandemi.

Baca juga: Alasan Warga Mudik Lebih Awal dari Terminal Kalideres, Hindari Macet dan Harga Tiket Bus Murah

"Sejak pandemi sampai sekarang itu enggak stabil penumpangnya. Pokoknya kurang dari target," ujar Suroto saat ditemui Kompas.com di Terminal Kalideres, Selasa (11/4/2023).

"Dulu sebelum pandemi, H-12, H-13 ramai pemudik. Sekarang sampai H-10 belum ada kenaikan jumlah penumpang," sambung dia.

Bagi pria asal Wonogori, Jawa Tengah ini, pandemi Covid-19 bak menghentikan roda perekonomian sopir bus AKAP, termasuk dirinya.

Jika biasanya sekali mengangkut penumpang Suroto bisa mengantongi Rp 500.000, kini dia hanya bisa membawa uang sekitar Rp 300.000 untuk bertahan hidup.

"Rugi enggak rugi, memang profesi ya. Yang penting kita enjoy, kerja itu kalau kita ikhlas, semangat enggak akan pernah capek," ucap Suroto.

Baca juga: 2 Pekan Jelang Lebaran 2023, Sejumlah Warga Pilih Mudik Lebih Awal dari Terminal Kalideres

Sesekali Suroto menatap ke kaca bus bagian depan sambil membersihkan setir bus yang akan dikemudikannya menuju Ponorogo.

Di dalam bus itu baru terisi sekitar lima penumpang. Hal inilah yang membuat Suroto harus memutar otak untuk mendapatkan penghasilan lebih.

"Ya, saya nunggu nasibnya saja. Kadang-kadang berharap tapi nasibnya yang enggak mujur. Tapi harapannya penumpang lebih banyak," papar Suroto.

Sementara itu, Suroto mengaku telah menjadi sopir bus sejak puluhan tahun lalu.

Profesi tersebut dipilih karena ayahnya yang juga merupakan sopir bus.

Baca juga: Dishub DKI Siapkan 170 Bus Bantuan Untuk Pemudik yang Terlalu Lama Tunggu Kendaraan Berangkat

Meski senang menjalani pekerjaannya, Suroto mengaku kerap dikomplain penumpang jika bus yang dikemudikannya mengalami masalah seperti mogok.

Namun, dia tetap sepenuh hati mengantarkan penumpang sesuai tujuannya masing-masing.

"Kadang kadang sukanya itu penumpang puas. Dukanya itu kadang mogok di jalan kami kena komplain, kena omelan," tutur Suroto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com