JAKARTA, KOMPAS.com - Priyatno (32) salah satu pengemudi ojek online (ojol) atau ojek daring mengeluhkan soal penutupan putaran balik (u-turn) di kawasan pertigaan Santa, Jakarta Selatan.
Priyatno mengeluhkan, arus kendaraan justru tambah macet setelah pertigaan itu ditutup.
"Sebenarnya masih enak yang sebelumnya, kalau ditutup, sekarang makin macet, aturan di sini normal, jadi macet," ujar Priyatno kepada Kompas.com di Jakarta Selatan, Minggu (16/4/2023).
Baca juga: U-turn Pasar Santa Ditutup, Kemacetan Terjadi di Sekitarnya
Priyanto mengatakan, kondisi arus kendaraan juga kadang diperparah dengan banyaknya bangunan pertokoan yang berbaris di Jalan Wolter Monginsidi.
"Jadi, yang seharusnya hanya macet di jalan layang Kapten Tendean, malah macet di semua jalan," keluh Priyatno lagi.
Priyatno pun berharap agar Pemprov DKI Jakarta kembali membuka akses persimpangan jalan dan mencari solusi lain untuk mengurai kemacetan.
"Ya, penginnya normal lagi, dibuka lagi jalannya," harap Priyatno.
Sebagai informasi, penutupan u-turn ini diambil untuk merealisasikan salah satu program strategis Pemprov DKI Jakarta 2023, yakni mengurai kemacetan.
Namun demikian, yang terjadi justru sebaliknya. Berdasarkan pengamatan Kompas.com pada Minggu (16/4/2023), arus kendaraan justru tampak menjadi macet.
Selain u-turn Pasar Santa, akses pemisah jalan di Jalan Wolter Monginsidi juga ditutup penghalang beton.
Akibatnya, kendaraan dari arah Kapten Tendean menuju Jalan Wolter Monginsidi, akhirnya melaju dengan lambat.
Kendaraan yang hendak menuju ke arah Jalan Senopati untuk ke Jalan Wijaya, diarahkan putar balik di bawah kolong jalan layang (fly over) Kapten Tendean.
Selain karena akses pemisah jalan yang ditutup, kemacetan terjadi karena banyak mobil yang hendak masuk ke pertokoan di sana.
Jalur sepeda yang berada di sisi kiri Wolter Mongisidi pun dimakan oleh kendaraan baik itu sepeda motor atau mobil yang melaju secara lambat.
Kemacetan justru terurai di jalan yang akses pemisahnya tidak ditutup menggunakan penghalang beton.